PeduliLindungi Dituduh Melanggar HAM, Pakar Siber Sebut AS Seharusnya Tahu Malu

jpnn.com, JAKARTA - Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengatakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi membantu penangan pandemi Covid-19 lebih baik dari Amerika Serikat (AS)
Buktinya, lanjut dia, korban jiwa dan kasus penularan Covid-19 di Indonesia dinilai lebih terkontrol dibanding AS.
Untuk itu, dia menilai AS seharusnya malu karena menyebut aplikasi PeduliLindungi melanggar HAM.
"Harusnya sedikit tahu malu kalau mau menilai orang lain. Berkaca dulu pada diri sendiri," kata Alfons kepada JPNN.com, Jumat (15/4).
Diketahui, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS menyoroti kekhawatiran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tentang informasi dan data masyarakat pada aplikasi PeduliLindungi yang disimpan dan digunakan oleh pemerintah.
Kemenlu AS menyebut aplikasi PeduliLindungi dalam daftar pelanggaran HAM di Indonesia.
Sebab, PeduliLindungi menyimpan data pribadi masyarakat.
Menaggapi hal tersebut, Alfons mengatakan pihak berwenang perlu mengidentifikasi LSM tersebut.
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya mengatakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi membantu penangan pandemi Covid-19 lebih baik dari AS.
- Kemenkes & Takeda Edukasi Pentingnya Pencegahan Dengue, Jangan Tunggu Wabah Datang
- Cak Imin Minta Kemenkes Lakukan Ini Setelah Siswa Keracunan Menyantap MBG
- Kemenkes Mengimbau Masyarakat Bersinergi Melawan Hoaks soal Imunisasi
- Dinkes Jabar Sebut Program Cek Kesehatan Gratis Sepi Peminat
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- Kemenkes Hentikan Kegiatan PPDS Anestesi di RS Hasan Sadikin