Pegawai Rio Tinto Resmi Ditahan
Rabu, 12 Agustus 2009 – 11:48 WIB
BEIJING - Empat orang pegawai perusahaan raksasa pertambangan, Rio Tinto, diberitakan telah resmi ditahan oleh aparat berwenang pemerintahan Cina. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Xinhua, Selasa (11/8) waktu setempat, serta dirilis situs CNN, Rabu (12/8) pagi, mereka ditangkap atas tuduhan pelanggaran aturan rahasia perdagangan serta penyuapan. Dari pihak Cina, sebuah lembaga semacam kejaksaaan agung justru telah menyampaikan pernyataan bahwa penyelidikan awal menunjukkan kalau keempat karyawan Rio Tinto tersebut memang bersalah. Seperti dilaporkan Xinhua pula, mereka disebutkan telah mengambil berkas-berkas rahasia khususnya dari lingkungan industri besi dan baja Cina melalui cara-cara ilegal serta terlibat aksi penyuapan.
Salah satu di antara keempat orang itu adalah Stern Hu, seorang warga Australia yang juga berasal dari Cina. Hu sebelumnya menjabat sebagai General Manager di kantor cabang Rio Tinto di Shanghai. Sementara tiga orang lainnya adalah warga Cina yang bekerja sebagai anak buahnya. Mereka ditahan pertama kali pada Juli lalu, karena dicurigai mencuri berkas-berkas rahasia negara Cina.
Baca Juga:
Seorang juru bicara pemerintah Australia sebelumnya sudah menyatakan bahwa pemerintahnya tak pernah menerima pemberitahuan mengenai penangkapan resmi atas keempat orang tersebut. Namun pihaknya juga sekaligus mendesak pemerintah Cina untuk menyelesaikan kasus ini secepat mungkin. Sementara pihak Rio Tinto sendiri mengaku terkejut dengan tuduhan itu, serta menganggap tak ada bukti yang bisa mendukung penyelidikan atas kasus ini.
Baca Juga:
BEIJING - Empat orang pegawai perusahaan raksasa pertambangan, Rio Tinto, diberitakan telah resmi ditahan oleh aparat berwenang pemerintahan Cina.
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan