Pegiat HAM Minta SBY Klarifikasi Surat DKP soal Prabowo
jpnn.com - JAKARTA - Surat yang disebut-sebut sebagai Surat Keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI tentang pemberhentian Prabowo Subianto dari dinas ketentaraan pada 1998 kini beredar di publik. Hanya saja, keabsahan surat itu masih menjadi pertanyaan.
Terkait beredarnya surat itu, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan bahwa hal itu perlu mendapat perhatian serius dari oleh semua pihak. Menurutnya, pihak TNI khususnya para petinggi militer yang masuk dalam DKP harus mengklarifikasi surat yang dengan sangat jelas menyebut Prabowo dinyatakan diberhentikan dari dinas militer.
Bonar menjelaskan, sangat tak elok bila kemudian tentara yang pernah diberhentikan dari dinas militer karena melanggar Sumpah Prajurit dan Sapta Marga justru menjadi panglima tertinggi karena menjadi presiden. "Secara etik keprajuritan memang menjadi kontradiktif apabila seseorang yang pernah diberhentikan kemudian menjadi panglima tertinggi. Kecuali kemudian ada upaya untuk meralat pemberhentian tersebut, " kata Bonar, di Jakarta, Minggu (8/6).
Bonar menegaskan, para pegiat HAM sebenarnya sudah sejak lama meminta TNI membuka keputusan DKP dan pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemberhentian Prabowo dari TNI yang kala itu masih bernama ABRI. Bonar bahkan menilai surat keputusan DKP itu tidak tergolong rahasia negara.
Menurut Bonar, TNI mempunyai kewajiban untuk bersikap transparan dan bertanggungjawab kepada negara dan rakyat. Apalagi, lanjut Bonar, kini Prabowo sudah tercatat sebagai calon presiden sehingga publik berhak mendapat gambaran pasti tentang jejak rekam mantan Danjen Kopassus itu.
Bonar menambahkan, pemberhentian Prabowo hanyalah sanksi secara militer. Namun, lanjut Bonar, hingga saat ini belum pernah ada proses hukum terhadap Prabowo.
“Mereka yang menjadi korban adalah masyarakat sipil dan bukan korban yang jatuh dalam pertempuran. Karena itu etikanya harusnya diproses secara hukum dan diajukan ke pengadilan,” ucap Bonar.
Seperti diketahui, sesaat setelah Soeharto lengser, terungkap kasus penghilangan sejumlah para aktivis. Atas dasar itu, Wiranto selaku Panglima ABRI memutuskan untuk membentuk DKP yang diketuai oleh Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo. Saat itu Subagyo menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
JAKARTA - Surat yang disebut-sebut sebagai Surat Keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI tentang pemberhentian Prabowo Subianto dari dinas
- Libur Natal, ASDP Catat 206 Ribu Penumpang Tinggalkan Jawa Menuju Bali
- Banyaknya Kementerian Jangan Sampai Membuat Pelayanan Buruk
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Geger Mahasiswi Tewas Seusai Jatuh dari Lantai 2 Gedung di UPI Bandung
- Diduga tak Bisa Berenang, Dedi Irawan Tewas Tenggelam
- Hasil Survei Lemkapi: Kepuasan Terhadap Kinerja Polri 82,1 Persen