Pegiat Klub Menembak Tolak Rencana Revisi UU Senjata Di Selandia Baru

Di tengah upaya Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mendorong aturan UU senjata yang lebih ketat di negaranya menyikapi tragedi penembakan di dua masjid di Christchurch, sejumlah kelompok berusaha memperlambat perubahan tersebut.
Poin inti:
- Jacinda Ardern mengumumkan perubahan undang-undang senjata negara itu tak lama setelah pembantaian masjid
- Dewan Pemilik Senjata Api Berlisensi Selandia Baru mengatakan reformasi senjata didorong terlalu cepat
- Tetapi kepala Asosiasi Kepolisian Selandia Baru mengatakan politisi perlu bergerak cepat sebelum pelobi dapat menghentikan reformasi ini
Di pinggiran Christchurch, gerbang klub senjata dikunci - ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.
"Saya kira kami bukan orang paling populer di Selandia Baru saat ini," kata seorang presiden klub senjata kepada ABC.
Presiden lain yang saya ajak bicara lebih blak-blakan.
"Kami menderita karena sesuatu yang bukan kesalahan kami," katanya.
Tidak satupun yang bersedia diungkapkan identitasnya.
Pada hari-hari sejak Jacinda Ardern mengumumkan perubahan besar pada undang-undang senjata di Selandia Baru, sebuah momentum untuk perubahan tampaknya tak terbendung.
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun