Pejabat AS: Saleh Luka Bakar Parah
Kamis, 09 Juni 2011 – 19:55 WIB
SANA'A - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tampaknya belum akan kembali ke negerinya dalam waktu dekat. Meski luka bakar 40 persen yang dideritanya akibat serangan maut ke istana kepresidenan pada akhir pekan lalu sudah membaik, kondisi pemimpin berusia 69 tahun itu masih gawat. Menurut Jubir Deplu AS Mark Toner, Duta Besar AS di Yaman Gerald Michael Feierstein sudah menemui Wakil Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi untuk membahas transisi kekuasaan. Sang wapres yang kini menjadi pejabat sementara (pjs) presiden Yaman itu diminta memanfaatkan absennya Saleh dalam pemerintahan. "Perubahan ke arah yang lebih baik harus segera dilakukan," ungkap Toner.
Dalam laporan tertulis kemarin (8/6), AS menyatakan bahwa Saleh tidak hanya mengalami luka bakar dan luka pada paru-parunya. Sejumlah pejabat Negeri Paman Sam menyatakan bahwa Saleh juga mengalami perdarahan otak. Itulah yang membuat tokoh yang sudah memerintah selama sekitar 32 tahun itu tak akan kembali ke Yaman sesegera mungkin.
Kondisi tersebut memaksa AS dan Arab Saudi mendesak Yaman segera melakukan transisi kekuasaan. Dengan cara begitu, kekosongan pemerintahan tidak akan berlangsung lebih lama. "Al-Qaeda Yaman jelas akan mengambil banyak keuntungan dari keadaan ini. Jadi, kekosongan pemerintahan harus segera diakhiri," imbau pemerintahan Presiden Barack Obama dalam pernyataan tertulisnya.
Baca Juga:
SANA'A - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tampaknya belum akan kembali ke negerinya dalam waktu dekat. Meski luka bakar 40 persen yang dideritanya
BERITA TERKAIT
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan