Pejabat Australia Dibekali Pedoman Respon Isu Ketegangan di Laut China Selatan

Anggota Parlemen dan pejabat Pemerintah Australia diberikan pedoman terbaru mengenai bagaimana merespon pertanyaan seputar ketegangan yang semakin meningkat di Laut China Selatan.
Pedoman ini diberikan menyusul terus meningkatnya eskalasi kagiatan di Laut China Selatan oleh Beijing.
Dokumen Inti fokus perhatian media yang didapatkan ABC disusun oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), dan telah dikonsultasikan kepada Departemen Pertahanan, Perdana Menteri dan kabinet.
Dokumen setebal 7 halaman ini diberikan catatan 'hanya untuk kalangan pejabat' dan dipersiapkan menyusul perkembangan terbaru di kawasan Laut China Selatan.
Pekan lalu China kedapatan telah mengerahkan sistem misil daratan ke udara di Pulau Woody yang disengketakan, meski dokumen tersebut masih menyebut perkembangan itu sebagai "kemungkinan pengerahan oleh China'.
Pejabat publik yang ditanya mengenai isu ini disarankan untuk menyatakan "kita tidak memihak pada klaim teritorial yang saling bersaing di Laut Cina Selatan tetapi reklamasi lahan dan kegiatan konstruksi oleh Cina dan pengklaim lainnya memang menimbulkan ketegangan di wilayah tersebut".
Pada subjek diplomasi yang sangat sensitif dari kebebasan operasi navigasi, pejabat diperingatkan bahwa "Pemerintah Australia mendukung hak-hak semua negara, termasuk Amerika Serikat, untuk melaksanakan kebebasan navigasi dan kebebasan melakukan menuver penerbangan di bawah hukum internasional". Bagian latar belakang ditandai "tidak untuk kepentingan umum" menjelaskan bagaimana klaim china atas '9 garis terputus' atau 'nine-dash-line' mencakup "sekitar 80 persen dari kawasan Laut Cina Selatan termasuk Pulau Paracel dan Spratly".
External Link: South China Sea document
Anggota Parlemen dan pejabat Pemerintah Australia diberikan pedoman terbaru mengenai bagaimana merespon pertanyaan seputar ketegangan yang semakin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia