Pejabat Australia Tidak Boleh Memiliki Pin Perak Hadiah dari Presiden Jokowi, Kenapa Bisa?

Pejabat Australia Tidak Boleh Memiliki Pin Perak Hadiah dari Presiden Jokowi, Kenapa Bisa?
Presiden Indonesia Joko Widodo menghadiahkan peniti perak kepada wakil sekretaris kantor Perbendaharaan Negara (Treasury) Australia Luke Yeaman dalam acara G20 Summit di Bali tahun 2022, tapi pejabat itu tak bisa memilikinya. (Reuters)

Namun Steven mengenakan atasan kemeja katun seharga $50 atas izin Profesor Garry Barrett, kepala departemen ekonomi University of Sydney, dari hadiah yang diberikan setelah berbicara di sebuah acara.

Negara-negara yang murah hati

Banyak delegasi asing bermurah hati kepada perwakilan departemen Treasury.

Delegasi tamu dari Vietnam membawa kopi Vietnam.

Pada kunjungan ke sebuah kuil di Pune, yang diselenggarakan oleh tim G20 India, seorang anggota staf yang tidak disebutkan namanya menerima "patung gajah kecil berwarna emas".

Di akhir negosiasi perjanjian pajak, delegasi Estonia memberikan lima kotak cokelat.

Serbet berenda Slovenia disimpan oleh lima staf yang tidak disebutkan namanya, yang terlibat dalam negosiasi perjanjian pajak yang diadakan di Slovenia pada bulan Oktober tahun lalu.

Ada "pertukaran hadiah antara delegasi Australia dan Slovenia" dan meski tidak diketahui apa yang diberikan, staf Treasury masing-masing mendapatkan pin magnet, buku catatan, dan serbet.

Menerima buku dan cokelat

Seorang staf Treasury tidak disebutkan namanya mendapatkan hadiah sofa dari pekerjaannya.

Pejabat dan karyawan departemen Treasury atau Perbendaharaan Negara di Australia wajib melaporkan hadiah-hadiah yang mereka terima

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News