Pejabat Kemenkes Usul Program Introduksi Vaksin Dengue Dimulai Paling Lambat 2025
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia sebagai negara endemik dengue, masih menghadapi permasalahan yang sama setiap tahunnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga minggu ke-52 pada 2023, terdapat 98.071 kasus di Indonesia, dengan kematian sebanyak 764 jiwa.
Dengue atau DBD, merupakan penyakit dengan urgensi yang tinggi di Indonesia. Semua orang memiliki risiko yang sama untuk terjangkit, terlepas dari usia, strata sosial, atau di mana mereka tinggal.
Penyakit ini bisa sangat berbahaya karena menyebabkan kematian. Namun, sampai saat ini belum ada pengobatan khusus yang spesifik untuk mengobati DBD.
Ketua dan Pendiri FNM Society, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. A Moeloek, Sp.M(K), mengatakan semua orang berisiko terkena DBD.
"Oleh karena itu, melalui acara diskusi publik hari ini, kami melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk berdiskusi dan bersama-sama mencari solusi dalam pencegahan penyakit dengue," kata Prof. Nila dalam diskusi publik besutan Farid Nila Moeloek Society bekerja sama dengan Bio Farma dan PT Takeda Innovative Medicines di Jakarta, Rabu (17/1).
Dia menambahkan beban yang ditimbulkan oleh penyakit DBD berdampak signifkan, baik secara sosial maupun ekonomi.
Pasien yang terlambat ditangani dapat berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian, dan hal ini berisiko lebih tinggi pada anak-anak.
Pejabat Kemenkes usul program Introduksi Vaksin Dengue dimulai paling lambat 2025
- A2KPI Desak Percepatan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara
- Kemasan Rokok Polos Dinilai Menghambat Hak-hak Konsumen
- Gelar Pertemuan Tahunan di Bandung, Perbani: Bahas Inovasi Terkini
- Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Kanker Payudara Harus Terus Dilakukan
- Survei ANS: Publik Terbantu dengan Kanal Kesehatan Kemenkes
- Kunjungi Smart Factory Daewoong, Kemenkes Sebut Ratusan Talenta Muda RI Semangat Bekerja