Pejabat KPK Ungkap Alasan Mengundurkan Diri
jpnn.com, JAKARTA - Dedie A Rachim membeber alasan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerjasama Antarkomisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan ikut kontestasi pilkada Kota Bogor 2018.
Menurut dia, pilihan kontroversial itu merupakan panggilan jiwa untuk membangun daerah.
”Sederhana saja, saya dari kecil sampai besar di Bogor. Ada panggilan jiwa rasa tanggungjawab untuk berkontribusi pada pembangunan Kota Bogor,” ungkap Dedie kepada Jawa Pos, Sabtu (30/12).
Saat ini, administrasi pengunduran diri Dedie sudah diselesaikan KPK. Artinya, Dedie sudah bukan lagi pejabat tinggi lembaga superbodi tersebut.
Sebagaimana diberitakan, marwah KPK “luntur” seiring keputusan Dedie mundur sebagai pejabat struktural komisi antirasuah tersebut dan memilih terjun ke dunia politik.
Dia dilamar untuk menjadi calon Wakil Wali Kota Bogor mendampingi Bima Arya. Keputusan itu merupakan sejarah baru di lingkungan pejabat tinggi KPK.
Sebab, selama ini belum ada pejabat atau mantan pejabat komisi antirasuah yang terjun ke politik praktis seperti Dedie.
”InsyaAllah langkah yang diambil sudah sesuai prosedur. Mudah-mudahan tidak ada sampai negatif,” jelas pria kelahiran Garut, Jawa Barat 51 tahun silam tersebut.
Pejabat KPK, Dedie A Rachim mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerjasama Antarkomisi dan Instansi KPK.
- Rakornas II Dukcapil, Wamendagri Bima Arya: Pastikan Hak Pilih untuk Pemilih Marginal Terjamin
- Reaksi PAN Setelah Bima Arya Mundur dari Bacagub Jawa Barat
- PAN Bicara Peluang Kadernya Ikut Berkompetisi Setelah Golkar Dukung Dedi Mulyadi
- Ketum PAN Beri Restu Bima Arya Berpasangan dengan Demul di Pilgub Jawa Barat 2024
- Bima Arya 1.000 Persen Dukung Dedie Rachim jadi Wali Kota Bogor
- Kepemimpinan Bima Arya Selama 10 Tahun di Kota Bogor Menuai Pujian