Pejuang ini Dianugerahi Gelar Bapak Ilmu Pelayaran Karena...
Ya, nama Pak Pardi yang tertulis dalam arsip tersebut, tak lain dan tak bukan adalah Mas Pardi, lelaki kelahiran Ambarawa, 1 Oktober 1901. Dan berpulang pada 13 Agustus 1968.
Pada zaman Jepang ia kembali mendapat kepercayaan bergiat di Gun Sei Kanbu Kaiyi Sokyoko—semacam Jawatan Pelayaran.
Semasa itu, “saudara tua” juga mendirikan sejumlah lembaga pendidikan kelautan.
Seperti Kooto zeh Inyu Yoseiso di Jakarta, Tegal, Semarang dan Cilacap. Sekolah ini dikenal dengan sebutan SPT, singkatan dari Sekolah Pelayaran Tinggi.
M Pardi aktif mengajar di SPT Jakarta. Ia instruktur untuk pelaut muda.
Pada 17 Agustus 1945, “kelompok pemuda-pemuda pelaut bersama dengan organisasi-organisasi pedjuang lainnja berbaris dari lapangan Gambir menudju ke Pegangsaan Timur untuk menjambut proklamasi kemerdekaan…,” tulis Sudono Jusuf dalam buku Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut, terbitan Pusat Sedjarah ABRI, 1971.
M Pardi satu di antara penggeraknya.
22 Agustus 1945, sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) memutuskan pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
MAS PARDI atau lazim tertulis M Pardi seumuran dengan Bung Karno. Negara menyematkannya gelar Bapak Ilmu Pelayaran.
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Angkatan Laut Rusia Bakal Masuki Perairan Indonesia, Ada Misi Khusus Apa?
- Maritim Indonesia Rawan, Tantangan Berat Menanti Kepemimpinan Prabowo Subianto
- Kemenhub Gelar Sosialisasi Penerapan UNCLOS 1982
- Edutrip Pelindo: Kenalkan Dunia Kepelabuhanan kepada Para Siswa Pelayaran