Pejuang Penyelamat Anak-anak di Lokalisasi Jarak

Pejuang Penyelamat Anak-anak di Lokalisasi Jarak
BERI PENCERAHAN: Kartono dan Sahal (insert) mewarnai kehidupan lokalisasi Dolly. Foto: Guslan Gumilang/Eko Priyono/Jawa Pos

Perjuangan yang tak kalah patriotik dilakukan Kartono. Pria kelahiran Banyuwangi itu malah memiliki sejarah kelam di dunia prostitusi.

Dahulu dia seorang mucikari sebuah wisma di kawasan merah tersebut. Tempatnya menjadi salah satu tempat jujukan favorit.

Perubahan drastis terjadi ketika dia melihat anak-anak dilacurkan di sana. Hatinya memberontak dan tiba-tiba menjadi orang yang merasa sangat berdosa.

Pelan tapi pasti, wisma yang dikelolanya ditutup. ”Waktu itu saya benar-benar ingin memperbaiki diri,” tuturnya.

Sejak medio 2006 pria kelahiran Agustus 1963 tersebut mulai berpikir bagaimana berbuat lebih untuk lingkungan kawasan Jarak. Melalui relasinya, dia diberi sumbangan komik dari sebuah gereja. Saat itulah dia berpikir untuk membuka perpustakaan yang kemudian diberi nama Kawan Kami.

Perpustakaan yang beralamat di Jalan Putat Jaya IIA/36 itu tidak langsung ada. Tempat menjadi kendala utama. Dia pun merelakan kamar kosnya yang berukuran 2,5 x 1,5 meter untuk disulap menjadi perpustakaan supermini.

Meski hanya komik, Kartono mengumumkan perpustakaan tersebut kepada anak-anak yang melewati tempat kosnya.

Kartono menganggap anak-anak di sana perlu diberi kesibukan positif agar tak teracuni ingar-bingar lokalisasi. Perpustakaan menjadi jawabannya.

RUMAH bertirai bambu di Jalan Simo Gunung Kramat Timur sekilas tidak berbeda dengan rumah-rumah lain di kanan-kirinya. Siapa pun pasti mengira itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News