Pekan Terakhir Kampanye, Sikap Pemilih Diduga Tidak Akan Banyak Berubah
Seminggu menjelang pemilihan presiden dan pemilihan umum di Indonesia pada 17 April, pilihan para pemilih diperkirakan sudah tidak akan berubah signifikan lagi.
Pekan terakhir kampanye pemilu 2019:
- Masa kampanye terbuka berakhir pada 13 April 2019 diikuti masa tenang selama 3 hari 14 - 16 April 2019
- Survey terakhir memprediksi massa mengambang akan menentukan kemenangan dalam pilpres 2019 karena angka selisih yang tipis
- Fanatisme politik membuat sulit mempengaruhi pendukung dari dua kubu dan golput di akhir massa kampanye.
Hari terakhir untuk melakukan kampanye adalah hari Sabtu (13/4/2019) karena sesudah itu akan memasuki masa tenang selama tiga hari sebelum hari pencoblosan.
Dengan masa kampanye tinggal beberapa hari lagi, tampak para kontestan dalam pemilu ini masih berusaha untuk mencoba membujuk mereka yang belum menentukan pilihan guna memilih calon mereka.
Sejumlah survei juga mengatakan bahwa kemungkinan dalam pemilihan presiden perolehann suara antara kubu 01 Jokowi - Amin dan kubu 02 Prabowo - Sandiaga hanya berselisih tipis.
Voxpol Center Research and Consulting hari Selasa (9/4/2019) merilis hasil survei elektabilitas pada H-8 pelaksanaan Pilpres 2019.
Survei ini menempatkan pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin unggul tipis 5,5% dari pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Survei yang dilakukan pada 18 Maret-1 April 2019 terhadap 1.600 responden dari 34 provinsi di Indonesia menyimpulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat suara 48,8%, sedangkan Prabowo-Sandi 43,3%.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat