Pelabuhan Berbasis Listrik Mulai Dilirik untuk Menekan Emisi di Sektor Maritim

Pelabuhan Berbasis Listrik Mulai Dilirik untuk Menekan Emisi di Sektor Maritim
Ilustrasi pelabuhan. Foto: ANTARA/HO-ASDP

Namun, penting untuk melihat standarisasi global dalam penerapan teknologi ini.

Sebab, tanpa adanya keseragaman standar, pelabuhan dan perusahaan pelayaran akan terus menghadapi kendala dalam mengadopsi teknologi shore power secara luas.

“Dibutuhkan koordinasi internasional untuk menciptakan sistem shore power yang kompatibel dengan berbagai jenis kapal. Hal ini akan mempercepat transisi ke energi bersih di sektor maritim,” ujar Cross.

National Project Manager ENTREV Boyke Lakaseru menjelaskan pihaknya saat ini belum masuk ke aktivitas EV marine.

Namun, ENTREV yang merupakan bagian dari ekosistem Global e-Mobility dan didanai oleh Global Environment Facility (GEF) bersama ADB, tetap terbuka untuk berkontribusi, terutama dalam pengembangan infrastruktur charging station dan manajemen limbah baterai untuk sektor maritim.

"Dalam berbagai kesempatan, kami juga berpartisipasi dalam dialog dan diskusi mengenai kebijakan infrastruktur penyediaan charging station untuk nelayan. Potensi penghematan bahan bakarnya cukup besar," kata Boyke di Jakarta, Rabu (12/3).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pada fase ini, sosialisasi merupakan langkah yang dapat dilakukan oleh ENTREV guna membantu advokasi kebijakan di sektor ini.

"Kami melihat bahwa elektrifikasi pelabuhan dan sektor maritim memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi, sehingga kebijakan yang mendukung transisi ini perlu terus diperkuat," pungkas Boyke.(mcr10/jpnn)

Pelabuhan berbasis listrik dipandang sebagai solusi utama dalam mengurangi emisi di sektor maritim.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News