Pelacur Spanyol Menuntut Pensiun
jpnn.com - IBIZA - Para pelacur yang bermukim di kota wisata Ibiza, Spanyol menuntut pemilik rumah bordil untuk segera memberikan jaminan hari tua alias pensiun setelah mereka tak dipakai lagi. Mereka juga meminta diperbolehkan tak melayani tamu jika sewaktu-waktu anak mereka sakit.
Desakan muncul setelah pemerintah setempat mengizinkan para pekerja seks komersial mendirikan serikat pekerja. Ini terwujud menyusul kesanggupan para tuna susila tersebut untuk membayar pajak secara rutin serta terdaftar dalam sistem jaminan sosial Spanyol dengan jenis pekerjaan sebagai pelacur.
"Kami ingin hak-hak dasar pekerja perempuan juga kami dapatkan," ucap ketua serikat pekerja Maria Jose Lopez, seperti dikutip dari Mirror, Minggu (19/1).
Belum jelas apakah permintaan para "kupu-kupu malam" ini langsung ditolak atau disetujui para pengelola rumah bordil. Yang pasti, dukungan mulai bermunculan termasuk dari hakim senior setempat Gloria Poyatos.
"Mereka bekerja di pekerjaan yang sebenarnya tak mereka sukai, bahkan dipaksakan agar mereka lakukan dengan berbagai alasan. Parahnya lagi mereka tak punya hak seperti pekerja perempuan lain," kata dia.
Ibiza merupakan kota wisata musim panas favorit warga Eropa yang terletak di laut Mediterania dengan luas 571,6 km2. Sejak berabad-abad lalu, selain karena keindahan alamnya, kota bernama asli Eivissa menjadi tempat wisata syahwat masyarakat Eropa dan Timur Tengah. (zul/pra/jpnn)
IBIZA - Para pelacur yang bermukim di kota wisata Ibiza, Spanyol menuntut pemilik rumah bordil untuk segera memberikan jaminan hari tua alias pensiun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan
- Elite Palestina Siap Bernegosiasi dengan Bos Intel Israel di Doha