Pelajar Berkulit Hitam Diusir Dari Toko Apple di Melbourne
"Ini karena kami remaja laki-laki, tetapi juga karena kami remaja laki-laki berkulit hitam. Mereka melihat kami dan sudah memberikan penilaian tertentu."
Pengacara dari Firma Hukum Kensington and Flemington Legal Centre Sophie Ellis mengatakan anak-anak muda asal Afrika memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk ditanyai oleh polisi.
Dia mengatakan sudah pernah menangani beberapa kasus berkenaan dengan 'racial profiling' ini.
"Baguslah mereka, berani. Mengalami hal seperti itu sangat berbekas. Tidak seorang pun yang patut mendapatkan pengalaman buruk seperti itu."
Ellis mengatakan beruntung para remaja tersebut merekam apa yang mereka alami.
"Salah satu masalah dalam soal 'racial profiling' ini adalah sulitnya melakukan pembuktian." kata Ellis.
"Korban kadang sendirian, dan tidak punya kesempatan untuk merekam apa yang terjadi. Jadi ini merupakan bukti yang kuat karena ada rekamannya."
Ketika program radio Hack ABC memberitakan hal tersebut , seorang wanita yang mengatakan dia bekerja di toko Apple di Highpoint menelpon dan mengatakan insiden tersebut bukan disebabkan karena sikap rasisme.
Enam pelajar berkulit hitam dari sebuah sekolah menengah di Melbourne menuduh perusahaan teknologi Apple melakukan tindakan rasis, setelah mereka
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali
- Dunia Hari Ini: Lagi-Lagi Donald Trump Jadi Sasaran Percobaan Pembunuhan?