Pelajar Mengaku Diperas Kepsek
Rabu, 13 Februari 2013 – 08:56 WIB

Pelajar Mengaku Diperas Kepsek
KEFAMENANU, -Momen persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) selalu saja dimanfaatkan beberapa oknum kepala sekolah untuk menarik upeti secara tidak halal. Terbukti, di SMAN Lurasik, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten TTU, momen jelang UN justru dimanfaatkan. Para pelajar kelas III justru dipungut biaya sebesar Rp 150 ribu guna pengadaan buku persiapan menghadapi UN tahun 2013 ini. Bukan hanya itu saja, semua pelajar diwajibkan mengumpulkan uang karena jika tidak, maka para pelajar kelas III justru diancam tak boleh mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) termasuk diusir. Anehnya lagi, buku yang diterima, ternyata harganya jauh terpaut di bawah harga buku yang dibagikan. Sekedar diketahui, pelajar kelas tiga jurusan IPA hanya 10 siswa yang mendapatkan buku asli, sedangkan sisanya mendapat kopiannya saja (Bukan Asli, Red). Harga buku sebenaranya tertera pada buku yang dibagikan adalah Rp 60 ribu. Dengan demikian, maka masih tersisa Rp 90.000 dari uang yang dikumpulkan setiap pelajar kelas III SMAN Lurasik.
Modus licik yang diterapkan Kepala SMAN Lurasik Benediktus Amleni ini ternyata sudah dilakukan sejak Juni 2012 lalu. Namun pada kenyataannya, realisasi buku persiapan menghadapi UN yang sedianya sudah ada, ternyata tidak utuh dimana sebagian pelajar mendapat buku yang asli sementara sisanya justru mendapat foto copy saja. Foto copy buku persiapan ujian bagi pelajar SMAN Lurasik kelas III ini ditempuh pihak sekolah dengan alasan stok buku terbatas di toko buku. Guna kelancaran pengumpulan uang yang diduga sarat pungli ini justru dilakoni langsung Bendahara SMAN Lurasik Martina Loe.
"Dengan uang sebesar Rp 150 per siswa, dengan janji bahwa dari uang yang dikumpulkan itu, maka setiap siswa akan berhak mendapat satu eksemplar buku persiapan UN. Kenyataannya, setelah uang dikumpulkan, Kepala SMAN Lurasik, Benediktus Amleni hanya membagikan buku dalam bentuk copian kepada siswa kelas tiga yakni kelas III jurusan IPA dan jurusan IPS,"ujar beberapa pelajar kepada Timor Express (Grup JPNN) yang enggan namanya dikorankan.
Baca Juga:
KEFAMENANU, -Momen persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) selalu saja dimanfaatkan beberapa oknum kepala sekolah untuk menarik upeti secara tidak
BERITA TERKAIT
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025