Pelajaran buat Sagan
Selasa, 19 Maret 2013 – 10:33 WIB
"Saya kecewa, tetapi ini bisa menjadi pengalaman. Finis di urutan kedua pada balapan classics penting seperti Milan-San Remo bukanlah capaian yang buruk," kata pembalap berusia 23 tahun itu.
Baca Juga:
Setidaknya, dia mampu menaklukkan balapan yang berat dalam cuaca yang tidak bersahabat. "Balapan yang benar-benar aneh. Sangat dingin, bersalju, hujan, dan sempat diangkut bus. Ciolek benar-benar mengejutkan, tetapi begitulah San Remo. Anda berpikir menjadi favorit, ternyata bukan favorit yang menang," lanjutnya.
Jelang garis finis, Sagan sebenarnya sempat menunjukkan skill hebatnya dengan melewati Sylvain Chavanel (Omega Pharma-Quick Step) dan Ian Stannard (Team Sky). "Mungkin itu bukan hari saya. Berlomba, kadang menang, kadang kalah, tetapi harus tetap mencoba. Ini balapan classics pertama musim ini dan target pertama," terang Sagan.
Ciolek sendiri mengakui, dia sabar membuntuti Sagan karena dianggap sebagai unggulan utama. Dia juga tidak terpengaruh dengan pergerakan pembalap lainnya, termasuk Cancellara. "Dia favorit utama dan terbebani dengan target itu. Saya berusaha mengambil keuntungan dari situasi yang ada. Dia memiliki kaki yang cepat dan saya akhirnya bisa mengalahkannya," jelas pembalap asal Jerman itu.
SAN REMO - Kegagalan finis pertama di balapan Monument Milan-San Remo, Senin (17/3) menjadi pelajaran berharga buat Peter Sagan. Pembalap asal Slovakia
BERITA TERKAIT
- Bos Pramac Sebut Marc Marquez Berpotensi Memicu Ketegangan di Garasi Ducati
- Juventus Membidik Penyerang Timnas U-21 Prancis Arnaud Kalimuendo
- Kontestan Piala AFF 2024 Lengkap 10 Tim, Indonesia Lawan Siapa Saja di Grup B?
- Aldila Sutjiadi Melaju ke Perempat Final Ningbo Open Tanpa Keluar Keringat
- Pemain Jakarta Bhayangkara Laris Manis, Nizar Julfikar Gabung Klub Thailand
- Kemenpora Dukung Penuh Artistics Gymnastics World Gymnastics Championships 2025 di Jakarta