Pelajaran dari Body Shop dan Grameen Bank
Oleh Hermawan Kartajaya
Jumat, 24 Agustus 2012 – 09:54 WIB
Baca Juga:
Sedangkan values-nya adalah untuk membuat perubahan yang lebih baik bagi manusia. Anita Roddick menggabungkan semua itu. Berkali-kali dia bilang bahwa hal itu tidak sama dengan corporate social responsibility (CSR). Program CSR biasanya dilakukan perusahaan kalau ada kewajiban, atau peraturan pemerintah, atau tekanan dari NGO.
Sebuah perusahaan bisa saja menghalalkan segala cara dalam praktik kerjanya, lalu mengalokasikan sebagian dari keuntungannya untuk CSR. Anita Roddick dan Body Shop tak mau melakukan itu sehingga perusahannya menjadi model bagi perusahaan lain.
Cerita lain datang dari Bangladesh, yaitu tentang Mohammad Yunus. Bisnis Grameen Bank sebenarnya biasa-biasa saja, yaitu micro finance di daerah rural. Tapi, seperti Anita, Grameen punya bisnis model yang sangat berbeda. Dia memberikan pinjaman tanpa agunan bagi para perempuan di daerah rural melalui sebuah paket women empowerment.
SAYA pernah bertanya kepada Dame Anita Roddick, pendiri Body Shop; Anda itu pengusaha atau aktivis? Kalimat itu saya lontarkan saat makan siang bertiga
BERITA TERKAIT
- CEO Olahkarsa Raih Penghargaan Asia’s Most Admirable Young Leaders di Ajang ACES 2024
- PrismaLink & UNDIRA Kolaborasi Mempermudah Akses Pembayaran Mahasiswa
- QRIS Bantu Transaksi Lebih Aman, Ekosistem Perlu Diperkuat
- Harga Emas Antam Hari Ini 19 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PNM Siapkan Nasabah Terbaik Terjun di Pasar Digital lewat Mekaarpreneur
- IDXSTI Hadirkan AI untuk Pelaporan Keberlanjutan Emiten