Pelajaran Penting bagi Para Diktator Arab
Minggu, 07 Agustus 2011 – 18:57 WIB
Pengadilan atas Mubarak dan episode hukum yang mendahului sidang pertama pada Rabu lalu (3/8) itu tidak pernah terjadi di Mesir atau wilayah Arab lain sebelumnya. "Sejarah Arab modern belum pernah menulis peristiwa seperti yang dialami Mubarak. Seorang pemimpin yang lengser karena revolusi sipil menjalani sidang secara terbuka untuk umum," lanjut Hill seperti dilansir Al Jazeera.
Dalam sidang perdananya, Mubarak tak tampil sendirian. Dua putranya, Gamal dan Alaa, serta mantan Menteri Dalam Negeri Habib el-Adly dan enam petinggi polisi mendampinginya di kursi terdakwa. Berbeda dengan sembilan terdakwa lainnya, Mubarak menjalani sidang sambil tergolek di pembaringan. Namun, pada akhir persidangan, dia dengan tegas membantah semua dakwaan.
Bagi warga Mesir, penampilan Mubarak dalam sidang yang disiarkan langsung stasiun televisi itu merupakan bentuk apresiasi tertinggi terhadap revolusi yang mereka perjuangkan awal tahun ini. Tetapi, bagi masyarakat Arab dan Timur Tengah, persidangan terbuka pemimpin tiran itu menjadi pelajaran berharga. "(Sidang) itu akan menjadi contoh bagi para pemimpin otoriter di Jazirah Arab yang sengaja mengabaikan seruan rakyat soal perubahan," ungkap jurnalis berdarah Iran-Amerika Farnaz Fassihi dalam artikelnya pada The Wall Street Journal Kamis lalu (4/8).
Penulis memoar Perang Iraq, Waiting for An Ordinary Day, itu secara khusus menunjuk Libya, Syria, dan Yaman yang kini sedang berkonflik dengan rakyatnya dan oposisi. Tidak mustahil pemimpin Libya Muammar Kadhafi, Presiden Bashar al-Assad, dan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengalami nasib sama.
KAIRO - Persidangan Hosni Mubarak di pengadilan kriminal sementara yang berlangsung di Akademi Kepolisian, Kairo, mengundang perhatian dunia. Terutama,
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer