Pelaku Bom Bunuh Diri di Pakistan Mahasiswi S2, Tinggalkan Anak demi Serang China
jpnn.com, KARACHI - Perempuan pelaku bom bunuh diri yang menewaskan tiga guru China di Pakistan adalah seorang mahasiswi program pascasarjana yang melakukan aksinya atas nama pemberontak separatis, kata pejabat Pakistan, Rabu.
Pelaku yang berusia 30 tahun telah mendaftar ke program pascasarjana beberapa bulan sebelum melakukan serangan itu.
Ledakan pada Selasa itu menghancurkan sebuah kendaraan di depan Institut Konfusius, pusat bahasa dan kebudayaan China di Universitas Karachi, menewaskan dirinya, tiga guru China dan seorang sopir Pakistan.
Insiden itu adalah serangan besar pertama tahun ini terhadap warga negara China, sekutu lama Pakistan, dan mengundang kecaman Beijing.
Kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang bermarkas di provinsi barat daya Balochistan, mengatakan ibu dua anak itu, seorang sarjana ilmu hewan, telah menawarkan diri menjadi pelaku serangan terhadap China. BLA menentang proyek-proyek investasi China di Balochistan.
"Tentara Pembebasan Baloch sekali lagi memperingatkan China untuk segera menghentikan proyek eksploitasinya… Jika tidak, serangan kami berikutnya akan lebih keras," kata BLA dalam sebuah surel.
Pemberontak separatis Baloch telah berperang untuk mendapatkan jatah lebih besar atas sumber daya alam di provinsi itu selama puluhan tahun. Mereka memfokuskan serangan pada proyek gas cair, infrastruktur dan pasukan keamanan.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah menyerang proyek dan pekerja China.
Serangan bom bunuh diri di Universitas Karachi, Pakistan, adalah peringatan untuk China. Siapakah pelakunya?
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik