Pelaku Bom Bunuh Diri di Pakistan Mahasiswi S2, Tinggalkan Anak demi Serang China
Balochistan dan pelabuhan perairan dalam di Gwadar merupakan jalur utama dalam jaringan proyek infrastruktur dan energi China "Sabuk dan Jalan" yang membentang hingga ke Timur Tengah dan lainnya.
Selama bertahun-tahun, bom bunuh diri di Pakistan telah menjadi taktik bagi kelompok militan, biasanya dilakukan oleh pelaku pria.
Pemberontak Baloch mengatakan insiden pada Selasa adalah serangan bunuh diri pertama mereka yang dilakukan oleh perempuan. Mereka memperingatkan akan melakukannya lagi.
Ancaman serangan bunuh diri itu akan menjadi masalah besar bagi Pakistan ketika negara itu berusaha meyakinkan China bahwa mereka akan melakukan apa pun untuk melindungi proyek dan warga China.
Menteri Luar Negeri China telah mengutuk keras serangan itu dan menuntut Pakistan untuk menghukum pelaku dan mencegah insiden serupa terjadi lagi.
Seorang pejabat kementerian dalam negeri Pakistan yang menolak disebut namanya mengatakan perempuan itu, pengajar sains dari Balochnistan, telah mendaftar pada program pascasarjana di Universitas Karachi sekitar lima bulan lalu.
Polisi bersama badan-badan intelijen sipil dan militer telah memulai penyelidikan, kata pejabat itu.
Penjabat wakil rektor Universitas Karachi Nasira Khatoon mengungkapkan "duka cita mendalam" kepada keluarga korban ledakan dan mengatakan kampus akan tetap ditutup hingga Rabu.
Serangan bom bunuh diri di Universitas Karachi, Pakistan, adalah peringatan untuk China. Siapakah pelakunya?
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik