Pelaku Bom Samarinda Sosok Tertutup, Pernah Jualan Ikan
Biasanya, setiap ada ibadah, dia selalu berdiri di seberang jalan gereja bersama Babinkamtib dan Babinkamtibmas.
Tetapi tidak pada Minggu kemarin. Dirinya kaget lantaran menerima kejadian tragis tersebut melalui orang lain.
Ketika sampai di lokasi, kerumunan warga telah ramai. Pengeboman gereja kemarin bertepatan dengan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) III Korpri Nasional tadi malam.
Tempat ibadah yang dijadikan sasaran bom merupakan gereja tua.
Gereja Oikumene dibangun pada 1981 merupakan wadah beribadah empat jemaat dari gereja yang berbeda.
Umat yang memakai gereja itu yakni Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI), dan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).
Dalam sepekan, selalu ada yang menggunakan Gereja Oikumene untuk beribadah. “Minggu yang paling banyak,” terang Pendeta Simeon dari GPDI.
Ibadah pertama pada ahad pagi diawali GKJI dari pukul 06.00–07.30 Wita.
SAMARINDA – Teror bom di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan Ilir, Minggu (13/11) ternyata sempat diwaspadai warga. Warga di Sengkotek
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai