Pelaku Pelecehan Seksual di RS Ini Petugas Kerohanian, Ya Tuhan
Kebijakan pemisahan gender pun sebenarnya dilakukan pihak RS untuk mencegah kejadian pelecehan seksual.
"Namun hal yang terjadi ini merupakan sesuatu yang di luar nalar dan di luar norma, yaitu dilakukan pada sesama jenis," tuturnya.
Atas kejadian itu, Tryanda menilai LGBT merupakan masalah besar, bahkan telah menyusup ke institusi kesehatan sehingga bisa saja mengancam bangsa Indonesia.
Diakuinya kasus itu menjadi pekerjaan rumah baru bagi RSI Ibnu Sina Pekanbaru agar kasus-kasus serupa tidak akan terjadi lagi.
Bicara proses hukum, pihak RSI Ibnu Sina sudah berkoordinasi dengan Polresta Pekanbaru guna kelancaran penyelidikan.
Sejumlah rekaman kamera pengawas di sekitar lokasi di RS itu juga telah diamankan polisi dari Polresta Pekanbaru.
Triyanda memastikan manajemen RS mendukung proses hukum pada kasus yang dilaporkan salah satu pasiennya itu.
"Kami juga sudah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. Sebab, walaupun ini dilakukan oleh oknum, namun kejadian tak pantas ini terjadi di rumah sakit kita," katanya.(antara/jpnn)
Pihak RSI Ibnu Sina Pekanbaru menyebut terduga pelaku pelecehan seksual terhadap pasien laki-laki itu adalah petugas kerohanian. LGBT masalah besar.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Mahasiswi Mengaku Korban Pelecehan Seksual Manajer BUMN Cabut Laporan, Alasannya
- Survei Elektabilitas Nasir-Wardan Unggul di Kampar, Wahid-Haryanto Moncer di Pekanbaru
- Korban Helen di BPR Fianka Tak Cuma Tukang Sayur, Polda Riau Bidik Tersangka Baru
- Calon Bupati Biak Numfor Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Sesama Jenis
- Mantan Bupati Ini Ditangkap Polisi terkait Pencabulan Anak
- Survei Axispol: Elektabilitas Muflihun-Ade Unggul di Pilkada Kota Pekanbaru