Pelarangan Truk Sumbu 3 Saat Lebaran Picu Kerugian Bagi Para Importir

Pelarangan Truk Sumbu 3 Saat Lebaran Picu Kerugian Bagi Para Importir
Pelarangan pembatasan terhadap angkutan logistik khususnya sumbu tiga atau lebih pada saat libur besar keagamaan sangat berdampak kepada importir. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pelarangan truk sumbu tiga beroperasi saat Lebaran mengakibatkan banyak dampak terhadap para importir. Salah satunya adalah mengganggu ketersediaan stok bahan baku di pabrik.

Wakil Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Timur Medy Prakoso mengatakan dampak yang ditimbulkan kebijakan pelarangan truk sumbu 3 saat Lebaran terhadap para importir itu sangat panjang.

Selain akan menyebabkan terganggunya ketersediaan bahan baku di pabrik, tenaga kerjanya juga akan banyak yang menganggur.

“Ketersedian bahan bakunya terhambat. Akibatnya, para pekerjanya juga kan terpaksa banyak yang menganggur karena nggak ada kerjaan,” ujarnya.

Sementara, lanjutnya, jika mesin pabrik sudah start, itu tidak bisa berhenti lagi. Sebab, menurutnya, dibutuhkan biaya lebih besar lagi jika harus dihentikan dan menghidupkan mesinnya kembali.

“Namun, ya itu, biaya listriknya kan jalan terus, air harus bayar, dan pajaknya juga harus tetap bayar. Jadi, dampak pelarangan itu terhadap kami para importir cukup luas,” katanya.

Sementara, jika harus menggunakan truk sumbu 2, menurut Widy, biaya yang dikeluarkan para importir akan sangat besar. Belum lagi untuk biaya-biaya di pelabuhan seperti storage dan biaya gangguan di jalan.

“Jadi, apalagi keuntungan yang bisa kita peroleh dari hasil kerja keras kita sebagai importir,” ungkapnya.

Dia juga menegaskan operasional para importir tidak bisa mengikuti jadwal libur yang ditetapkan pemerintah. Hal itu disebabkan para importir itu sudah memiliki jadwal yang direncanakan sejak lama untuk pembelian dan stok. Menurutnya, di importir itu ada yang namanya PPIC (Production Plan Inventory Control) dan FIFO (First In First Out) yang dibuat untuk merancang dan mengontrol semua proses produksi.

“Jadi, importir itu sudah memiliki jadwal yang sudah direncanakan sekian lama. Kita ini sudah membuat rencana sendiri untuk pembelian dan stok, termasuk untuk memenuhi stok saat Lebaran dan Nataru. Jadi, kami tidak bisa mengikuti jadwal-jadwal pemerintah,” katanya.

Artinya, lanjutnya, bagaimana pengadaan barang itu semua sudah disesuaikan dengan jadwal pengirimannya. Jadi, menurutnya, para importir itu kalau mau produksi sudah menghitung kapan bahan baku itu dibutuhkan dan berapa besar kebutuhannya.

“Kita semua ada takarannya, termasuk saat menyambut Lebaran nanti, Jadi, tidak bisa ujug-ujug kita hentikan pengiriman bahan bakunya hanya karena libur Lebaran,” tuturnya.

Jadi, tegasnya, para importir itu memiliki jadwal-jadwal yang sudah tertata. Biasanya, menurutnya, dalam awal tahun atau bahkan akhir tahun para importir itu sudah membuat jadwal-jadwal pengiriman barangnya.

“Nah, apalagi pabrik besar pasti punya jadwal-jadwal yang harusnya disesuaikan oleh para pemilik transporter. Artinya, mereka harus menyesuaikan dengan jadwal kami, sesuai dengan produksi kami, sesuai dengan stok kami, sesuai dengan supply dan demand kami,” tukasnya.

Dia menuturkan para importir sama sekali tidak bisa mengendalikan waktu yang harus disesuaikan dengan libur-libur Lebaran. Hal itu disebabkan para importir sudah membuat jadwal sendiri yang dilakukan jauh sebelum ditetapkannya jadwal pelarangan saat Lebaran. “Jadi, harus ada penataan dari Kementerian Perhubungan agar tidak menyulitkan bagi kami para importir,” tandasnya.

Dia mengatakan jika setengah hari saja importir tidak bekerja, itu akan sangat berdampak terhadap perekonomian. Dia mengutip apa yang pernah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa rumus ekonomi itu adalah consumer good, investasi, government extended ditambah dengan diferensial antara ekspor dan impor. “Artinya, lima variabel ini tetap akan dijaga, termasuk ekspor dan impor,” ujarnya.

Karenanya, dia berharap agar diajak juga untuk memberi masukan sebelum kebijakan pelarangan terhadap truk sumbu 3 itu diterapkan. “Diajak koordinasi lah paling tidak,” ucapnya.(ray/jpnn)

Pelarangan truk sumbu tiga beroperasi saat Lebaran mengakibatkan banyak dampak terhadap para importir. Ketersediaan stok bahan baku di pabrik menjadi terganggu.


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News