Pelatih Hebat yang Jadi Pecundang di Piala Dunia
jpnn.com - FROM HERO TO ZERO. Begitulah konsekuensi yang harus diterima setiap pelatih usai mampu membawa suatu negara menjadi pemenang di Piala Dunia. Setelah dielu-elukan sebagai pahlawan, mereka harus bersiap untuk dihujat habis-habisan sebagai layaknya seorang pecundang.
Paling fresh tentu saja bagaimana Marcello Lippi yang harus menjadi pesakitan usai Piala Dunia 2010 silam. Tangan dinginnya membawa Italia meraih trofi Piala Dunia 2006 langsung berputar 180 derajat. Bahkan, Italia harus memulai jalan sejarahnya dari nol lagi dengan hanya finish di posisi ketujuh dari bawah. Terburuk sepanjang sejarahnya.
Bukan hanya Lippi, masih banyak pelatih timnas Piala Dunia lainnya yang bernasib sama seperti mantan juru racik Juventus tersebut. Uniknya, semua pelatih tersebut sama-sama gagal meraih trofi untuk kedua kali dan malah antiklimaks prestasi.
Rekor itulah yang membuat tidak banyak pelatih peraih trofi Piala Dunia sebelumnya terjun kembali ke turnamen akbar empat tahunan dunia ini. Ketika Piala Dunia 2014 kali ini, hanya ada dua pelatih yang mempunyai catatan pernah mendapatkan trofi Piala Dunia.
Kedua pelatih tersebut adalah Luiz Felipe Scolari di belakang kendali Brasil, dan Vicente Del Bosque yang membawa Spanyol mendominasi turnamen sepakbola dunia dengan tiga trofi selama lima tahun, mulai dari Piala Eropa 2008 dan 2012, plus satu raihan Piala Dunia 2010.
Kini, kedua pelatih tersebut sama-sama diberikan target besar, yaitu menjuarai Piala Dunia untuk kedua kalinya. Bebannya pun sama. Scolari harus menjaga gengsi Brasil sebagai tuan rumah dan penguasa Piala Dunia, sedangkan Del Bosque dituntut untuk bisa mempertahankan hegemoni Negeri Matador.
Bedanya, Del Bosque lebih punya pengalaman untuk urusan mempertahankan gelar juara. Bukan di Piala Dunia, melainkan di Piala Eropa. Dia membawa Spanyol sebagai tim pertama yang mampu mencatatkan sejarah dengan meraih juara back to back di Piala Eropa 2008 dan 2012.
Menurutnya, bukan memperbaiki sisi teknis pada percobaan keduanya dalam mengejar juara lagi. Melainkan lebih pada sisi non teknis. "Moral timlah yang menjadi kunci paling krusial dalam kesuksesan Spanyol selama ini," ujar Del Bosque seperti yang dikutip dari Reuters.
FROM HERO TO ZERO. Begitulah konsekuensi yang harus diterima setiap pelatih usai mampu membawa suatu negara menjadi pemenang di Piala Dunia. Setelah
- Proliga 2025: Thuy Cedera, Gresik Petrokimia Kalah dari Jakarta Livin
- Asyik, Laga Pelita Jaya vs Dewa United Disiarkan Gratis di Youtube
- Nova Arianto Cukup Puas Komposisi Skuad Timnas U-17 Indonesia, tetapi Punya Catatan
- Prawira Bandung Siap Bikin Kejutan di IBL 2025
- Menuju Piala Asia 2025, Timnas U-17 Indonesia Gelar TC Perdana di Stadion Sidolig Bandung
- IBL 2025: Skuad Mentereng, Dewa United Percaya Diri Meruntuhkan Dominasi PJ dan SM