Pelatih PSM Makassar Petar Segrt, Survivor Dua Perang di Eropa
Nekad Bertahan di Tengah Konflik Georgia
Kamis, 01 Maret 2012 – 00:01 WIB
Petar menyebut pertandingan itu sebagai salah satu yang paling mencekam. Bagaimana tidak, setahun sebelum Perang Ossetia, hubungan politik Georgia-Rusia memanas. Tak heran, pertandingan kedua negara yang dilakukan di Tbilisi itu tak diizinkan untuk dilihat suporter.
"Saya diinstruksi untuk tak berekspresi berlebihan kalau menang atau mencetak gol. Sekitar stadion dijaga puluhan tank. Di pinggir lapangan, tentara memanggul senjata dan menunggui pertandingan kami. Hasilnya sungguh luar biasa. Kami menang 2-0 atas Rusia. Sialnya, ketika gol kedua, saya nyaris melonjak kegirangan," papar penggemar sate ayam tersebut.
Pengalaman yang luar biasa itulah yang membuat dirinya tak takut terhadap sorakan atau teriakan penonton di stadion. "Saya sudah menghadapi sesuatu yang lebih menakutkan daripada teror penonton di stadion. Mental saya teruji dalam dua perang itu," paparnya.
Selain timnas Georgia, Petar banyak berkarir di klub-klub Jerman dan Austria. Lisensi pelatih UEFA Pro Licence membuat dirinya mudah mendapat klub. Dengan lisensi tersebut, Petar bisa menangani klub level teratas di negara-negara Eropa. Lisensi itu wajib dikantongi pelatih yang klubnya bermain di Liga Champions atau Europa League (dulu dan Piala UEFA).
Rekam jejak karir Petar Segrt sungguh berwarna. Mulai keputusannya melatih timnas negara konflik, menjadi volunteer dalam dua kali perang di Eropa,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408