Pelatih PSMS tak mau Adu Penalti

Pelatih PSMS tak mau Adu Penalti
Suporter PSMS Medan. Ilustrasi Foto: Wahyudin/Jawa Pos

Meski begitu, dia tetap memanfaatkan 15 menit terakhir untuk melakukan simulasi tendangan penalti.

Dalam perkembangan yang sama, Subangkit, pelatih PSIS lebih memosisikan skuadnya sebagai tim underdog.

Performa tim besutannya yang sedang turun naik dan harus lolos dengan susah payah dari babak 8 besar membuat Subangkit harus memilih realistis. Apalagi, salah satu pilar mereka, Achmad Agus Setia Budi harus absen karena akumulasi kartu kuning.

"Kami sudah banya belajar dari penampilan tidak konsisten kami selama di babak 8 besar lalu," ucap Subangkit.

"Intinya kami akan habis-habisan di pertandingan semifinal, karena kami juga ingin lebih dulu mengamankan tiket ke Liga 1," harap mantan pelatih Sriwijaya FC itu.

Lantas bagaimana dengan kekuatan tim lawan, pria asal Pasuruan, Jawa Timur itu mengakui bahwa, semenjak dikendalikan oleh Djanur, PSMS telah berubah menjadi tim yang solid dan kuat di segala lini.

"Terutama pergerakan dua sayap mereka yang selalu bekerja disiplin. Tapi, pada prinsipnya kami harus mengantisipasi semua pemain mereka," beber dia.

Sama dengan Persebaya dan Martapura yang sudah saling jumpa di babak penyisihan grup, PSMS dan PSIS juga sudah saling tahu kekuatan lawan karena pernah saling mengalahkan di babak 16 besar lalu.

PSMS bahkan menargetkan gol cepat dalam pertandingan babak knockout itu demi mengurangi tekanan para pemain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News