Pelemahan Kurs Rupiah Jumat Pagi Masih Bisa Berlanjut
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap USD pada Jumat pagi (4/6) terkoreksi 28 poin atau 0,19 persen
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah melemah ke posisi Rp 14.313 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.285 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai pelemahan kurs rupiah dipicu ekspektasi kebijakan moneter ketat bank sentral Amerika Serikat The Fed seiring membaiknya data-data ekonomi Negeri Paman Sam.
"Nilai tukar rupiah berpotensi melemah dengan kembali menguatnya yied obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke area 1,62 persen, setelah sebelumnya sempat berada di kisaran 1,59 persen," kata Ariston di Jakarta, Jumat.
Menurut Ariston, penguatan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun tersebut akibat membaiknya data tenaga kerja AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan, dan data indeks aktivitas sektor jasa AS pada Mei.
"Membaiknya data ekonomi AS tersebut membuka peluang perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat. Dan ini memicu penguatan USD," ujar Ariston.
Indeks USD saat ini berada di level 90,513, naik tipis dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,512.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp 14.330 per USD dengan potensi support di kisaran Rp 14.250 per USD.
Kurs rupiah terhadap USD pada Jumat pagi (4/6) terkoreksi 28 poin atau 0,19 persen, masih bisa berlanjut.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin