Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Memicu Kenaikan Biaya Impor
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah.
Rupiah nyaris menyentuh level psikologis baru di posisi Rp 15 ribu per USD pada perdagangan Selasa 5 Juli 2022.
Dia mengingatkan dampak pelemahan rupiah harus diantisipasi.
Khususnya untuk komoditas bahan baku yang berasal dari negara lain.
"Pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor,” kata Kamrussamad, Jumat (8/7).
Legislator Dapil III DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu mengatakan sejauh ini memang imported inflation belum dirasakan karena produsennya masih menahan harga di tingkat konsumen.
Namun, lanjut dia, kalau rupiah tertekan maka biaya impor akan naik signifikan akibat selisih kurs dan berimbas ke konsumen.
"Pada dasarnya kita harus antisipasi ada dampak ke barang yang kita impor. Sementara banyak bahan baku industri kita yang berasal dari negara lain. Ini akan berdampak sistematis kepada kenaikan harga-harga,” paparnya.
Kamrussamad mengingatkan dampak pelemahan rupiah harus diantisipasi. Pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu kenaikan biaya impor.
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Antisipasi Dampak Rupiah Loyo
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain
- Catatan Ketua MPR: Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah
- Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Kurs Rupiah Hari Ini