Pelemahan Rupiah Berpotensi Naikkan Harga BBM
”Memang pelemahan kali ini temporer. Tapi, kalau temporer terus-terusan kan lama-lama akan menjadi aspek fundamental. Kalau sekarang dibilang sudah undervalued, kan enggak bisa gitu terus-terusan,” ujar Eko. Sebelumnya BI menyebut nilai rupiah yang sesuai fundamental adalah Rp 13.200 hingga Rp 13.300 per USD.
Jika pemerintah ingin rupiah dihargai Rp 13.400 sesuai asumsi APBN, intervensi pasarnya harus diperbesar. Jika tidak, rupiah akan sulit kembali ke angka itu. Eko pun memperkirakan rupiah pada akhir tahun akan mencapai Rp 13.500 sampai Rp 13.600. Kecuali, jika menjelang akhir tahun ada operasi pasar besar-besaran.
”Pada momen-momen tertentu cadangan devisa harus benar-benar digunakan. Jangan hanya volatilitasnya saja yang dijaga, tapi harus benar-benar kelihatan dari nominal exchange rate-nya,” sambung Eko.
Akhir pekan lalu (2/3) kurs tengah BI menunjukkan rupiah menguat tipis 0,34 persen ke level Rp 13.746 per USD.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, pelemahan rupiah sebaiknya tidak ditanggapi berlebihan.
”Kalau kita sudah ambil posisi ekstrem ke Rp 14 ribu, ya bisa saja. Tetapi, yang lebih penting kan confidence kita harus kita jaga. Arahkan pandangan ke situ,” tuturnya. (agf/ken/rin/c10/sof)
Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah juga berimbas pada potensi kenaikkan harga harga BBM.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Harga Pertamax Naik, Komisi VI: Menjaga Potensi Pemasukan Negara