Pelihara Lahan Gambut, RI Minta Dibiayai Internasional
Selasa, 04 Mei 2010 – 15:37 WIB
Pelihara Lahan Gambut, RI Minta Dibiayai Internasional
JAKARTA— Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, bahwa selama tahun 2010 ini, pemerintah menargetkan akan menanam satu miliar batang pohon sebagai langkah menekan efek gas rumah kaca. Selain penanaman pohon, juga akan dilakukan program pemeliharaan lahan gambut di berbagai provinsi di Indonesia. Untuk mendanai program itu, pemerintah telah menyebarkan proposal kepada dunia internasional. Dalam proposal itu nantinya, pemerintah akan memasukkan tawaran pengelolaan sekitar 700.000 hektar lahan gambut di Provinsi Riau yang telah terbukti mampu menekan efek gas rumah kaca. Namun untuk pemeliharaan lahan gambut yang menjadi salah satu terbesar di dunia ini, pemerintah pusat mengakui tidak memiliki dana yang cukup.
Zulkifli menyebutkan bahwa pemerintah tidak memiliki dana yang besar untuk pemeliharaan lahan gambut tersebut. Saat ini, beber dia, Norwegia menjadi salah satu negara yang menyatakan minat membantu Indonesia.
"Kita sudah membahas soal rencana aksi menekan efek gas rumah kaca. Seperti agaimana aksi menanam 1 milliar pohon dalam tahun ini dan dimana saja. Karena anggarannya besar, kita segera lakukan pertemuan di Oslow-Norwegia mengenai perubahan iklim. Diperkirakan akan ada bantuan dana dari Norwegia. Saat ini kita sedang menyiapkan proposal-nya," kata Zulkifli pada wartawan, Selasa (4/5) usai rapat koordinasi di kantor Menko Ekonomi Jakarta.
Baca Juga:
JAKARTA— Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, bahwa selama tahun 2010 ini, pemerintah menargetkan akan menanam satu miliar batang pohon
BERITA TERKAIT
- Alasan Jokowi Melaporkan Masalah Ringan Itu kepada Polisi
- Menhan Sjafrie Mengusulkan Tunjangan Operasi Prajurit TNI Naik 75 Persen
- KPK Periksa 3 Saksi Terkait Dugaan Korupsi di Lingkungan Bea Cukai
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- Kolaborasi Hexahelix Dinilai Penting untuk Pengembangan Ekraf di Jatim
- SWI dan IPR Luncurkan Studi Indeks Daur Ulang Plastik