Peliknya Hukum Pidana Pemilu
Oleh: Benny Sabdo - Anggota Bawaslu DKI Jakarta, Peserta Extension Course Filsafat STF Driyarkara Jakarta

Bawaslu dapat menyelesaikan perkara tindak pidana pemilu, pelanggaran administratif pemilu dan sengketa proses pemilu.
Dalam perspektif ilmu hukum, pengawas pemilu mesti memiliki kompetensi dalam bidang hukum pidana, hukum administrasi negara dan hukum tata negara negara.
Oleh karena itu, peran Bawaslu dalam penegakan hukum pemilu ini sungguh penting dan menjadi harapan besar bagi terwujudnya keadilan pemilu di Republik Indonesia.
Pada kesempatan ini, saya ingin fokus mengulas perihal hukum pidana pemilu. Buku karya Topo Santoso dan Hariman Satria bertajuk “Hukum Pidana Pemilu” menarik dan perlu untuk dibagikan kepada sidang pembaca.
Bahasan buku ini dapat menjadi diskursus publik demi terciptanya pemilu yang luber dan jurdil.
Menurut Santoso dan Satria, hukum pidana pemilu itu bertemu antara hukum pemilu (meliputi seluruh aspek hukum tata negara serta hukum administrasi negara) dan hukum pidana.
Jadi hukum pemilu + hukum pidana = hukum pidana pemilu.
Tindak pidana pemilu adalah setiap perbuatan yang melanggar ketentuan dalam tahapan penyelenggaran pemilu yang diancam dengan sanksi pidana dalam UU Pemilu.
Sanksi pidana yang diancamkan bagi pelaku tindak pidana pemilu ada beberapa macam, yaitu pidana penjara, pidana kurungan dan pidana denda.
- MK Perintahkan 24 Daerah Gelar PSU, Gus Khozin Sentil KPU: Tak Profesional!
- Kuasa Hukum Tegaskan Agustiani Tio Harus Berobat ke China, tetapi Dihalangi KPK
- Pengamat: Pilkada Barito Utara Berjalan Baik, Sesuai Aturan yang Belaku
- Ketua KPU Barito Utara Sebut Sudah Jalankan Seluruh Aturan Pilkada
- Johanis Tanak Nilai Kewenangan DPR Evaluasi Pejabat Bertentangan dengan UU
- Biaya Pemilu Mahal, Rahmat Saleh Dorong Sistem e-Voting di Pesta Demokrasi 2029