Peliknya Hukum Pidana Pemilu
Oleh: Benny Sabdo - Anggota Bawaslu DKI Jakarta, Peserta Extension Course Filsafat STF Driyarkara Jakarta

Gakkumdu sebagai pusat aktivitas penegakan hukum pidana pemilu. Gakkumdu terdiri dari Bawaslu, Kepolisian dan Kejaksaan.
Hukum acara pidana pemilu mengatur tentang pelaporan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan sidang di pengadilan, putusan dan upaya hukum.
Saat ini UU Pemilu menginjak usia sembilan tahun, kini juga masuk dalam program prioritas legislatif nasional.
Menimbang segala problematika dan kritik publik tentang penegakan hukum pidana pemilu selama ini.
Pembuat undang-undang, yakni DPR dan Pemerintah perlu memikirkan secara serius kajian akademik perihal hukum pidana pemilu.
Dalam pembuatan undang-undang perlu dibuat naskah akademik komprehensif. Dengan demikian, seluruh pemangku kepentingan dalam hal ini Bawaslu, Kepolisian dan Kejaksaan perlu terlibat secara aktif merumuskan hukum pidana pemilu yang paling ideal dalam RUU Pemilu.
Secara konseptual hukum pidana pemilu dapat dilihat dalam perspektif hukum tata negara/hukum administrasi negara dan hukum pidana.
Pembuat UU, dalam merumuskan seluruh pasal pidana pemilu mesti melibatkan para pakar hukum HTN/HAN dan pakar hukum pidana.
Sanksi pidana yang diancamkan bagi pelaku tindak pidana pemilu ada beberapa macam, yaitu pidana penjara, pidana kurungan dan pidana denda.
- MK Perintahkan 24 Daerah Gelar PSU, Gus Khozin Sentil KPU: Tak Profesional!
- Kuasa Hukum Tegaskan Agustiani Tio Harus Berobat ke China, tetapi Dihalangi KPK
- Pengamat: Pilkada Barito Utara Berjalan Baik, Sesuai Aturan yang Belaku
- Ketua KPU Barito Utara Sebut Sudah Jalankan Seluruh Aturan Pilkada
- Johanis Tanak Nilai Kewenangan DPR Evaluasi Pejabat Bertentangan dengan UU
- Biaya Pemilu Mahal, Rahmat Saleh Dorong Sistem e-Voting di Pesta Demokrasi 2029