Peliknya Menangani Musibah Nuklir karena Gempa, Belajar dari Jepang
Melebihi Ketakutan yang Disebabkan Bencana Nuklir Chernobyl
Minggu, 15 April 2012 – 00:45 WIB
Sebagai bandingan, New York 0,094 mikroSv/h, Taipei 0,065 mikroSv/h, dan Seoul 0,108 mikroSv/h. Dengan data itu, pemerintah meyakinkan dunia bahwa di luar radius zona bahaya, tingkat radiasi baik-baik saja, sama dengan kota-kota lain di dunia.
Meski sudah berusaha meyakinkan dunia, keraguan sulit hilang meski bencana sudah setahun berlalu. Hingga Kamis (11/4), barang ekspor Jepang masih mengalami berbagai pembatasan. Sachiko Takeda dari Deplu Jepang memerinci negara yang masih menangguhkan masuknya makanan dari Jepang atau diharuskan bersertifikat khusus. Yaitu, Korea, Tiongkok, Brunei, Kaledonia Baru, Kuwait, Arab Saudi, Lebanon, dan Mauritius. Sedangkan Indonesia bersama 18 negara lain mewajibkan ada sertifikat asal usul barang dan sertifikat bebas radiasi. Banyak negara lain juga membatasi masuknya barang Jepang lewat syarat yang lebih ketat.
Jepang yang negara sangat maju ternyata tidak siap menghadapi bencana reaktor nuklir. Gempa disusul tsunami telah mengubah pola pikir tentang energi nuklir. Indonesia yang punya wilayah labil gempa seperti Jepang, rupanya, akan sulit mewujudkan PLTN. Apalagi, proyek itu rawan terjadi korupsi.
Di Indonesia pernah terjadi korupsi terkait nuklir, yakni pada anggaran Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) senilai Rp 8 miliar. Rawan korupsi ditambah rawan gempa, sebuah kombinasi mematikan bagi keamanan nuklir. (*/c4/ari)
Gempa di Aceh mengingatkan betapa wilayah Indonesia labil. Persis dengan Jepang. "Untunglah" Indonesia tidak punya reaktor nuklir. Wartawan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala