Pelototi Tayangan TV Selama Ramadan
KPI dan MUI, Dibantu Kemenkominfo
Jumat, 29 Juli 2011 – 03:36 WIB
JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bakal ekstraketat memantau tayangan televisi selama Ramadan. Sebab, alih-alih menyajikan tayangan yang bernuansa islami, stasiun televisi masih tetap menayangkan sajian berbau mistis, kekerasan, dan pornografi.
Ketua KPI Dadang Rahmad Hidayat di kantor MUI Pusat kemarin (28/7) menuturkan, tayangan berbau porno dan kekerasan berpotensi muncul dalam berbagai kemasan. "Termasuk tayangan guyonan," kata dia. Dadang menjelaskan, komedi-komedi yang kerap memunculkan adegan kekerasan ini kerap muncul saat sahur.
Dadang menjelaskan, kekerasan dalam tayangan komedi terbagi menjadi kekerasan fisik dan psikis. Untuk kekerasan fisik, seperti aksi pukul dan dorong. Ironisnya, tambah Dadang, adegan kekerasan itu justru kerap memicu gelak tawa penonton.
Sedangkan untuk kekerasan psikis, di antaranya muncul saat adagan pelawak lempar gojlokan. Dadang menuturkan, gojlokan yang mengarah ke kekerasan psikis diantaranya mengejek kekurangan fisik dan sebagainya. "Banyolan dan kekerasan yang berlebihan akan kami peringatkan," jelas dia. Sayangnya, lanjut Dadang, KPI tidak berfungsi sebagai penyaring tayangan. Baru bisa bertindak setelah melihat tayangan yang melanggar.
JAKARTA - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bakal ekstraketat memantau tayangan televisi selama Ramadan. Sebab,
BERITA TERKAIT
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos
- Kutuk Aksi Carok di Sampang, Kiai Nasih Dorong Proses Hukum yang Cepat
- Pj Gubernur Sumut Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Perdagangan dengan Jepang
- Forum Kiai Jakarta Sebut Pernyataan Suswono Bukan Penistaan Nabi Muhammad