Peluang Bisnis Nikel Diprediksi Cerah, PT PAM Mineral Makin Bergairah
Apalagi dengan ekspansi di smelter yang ada, terutama di daerah-daerah yang dekat dengan tambang perseroan.
"Kami optimistis perkembangan ke depan itu kebutuhan ore nikel bisa melebihi 7-8 juta ton per bulan," kata dia.
Sementara itu, dengan eksplorasi yang terus menerus dilakukan, perseroan berkeyakinan masih memiliki sumberdaya sekitar 28 juta ton lebih bijih nikel.
Dari 28 juta bijih nikel tersebut, lanjut Ruddy, tidak semua memiliki kadar tinggi namun juga terdapat bijih nikel dengan kadar rendah. Perseroan saat ini telah melakukan penjualan bijih nikel kadar rendah ke smelter yang ada.
Untuk jangka menengah dan jangka panjang Perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan melalui akuisisi atau maupun mencari tambang baru, dia berharap dapat mengerek kinerja perseroan dengan growth yang lebih tinggi lagi kedepannya.
Untuk rencana jangka pendek, perseroan akan memenuhi target Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) sebanyak 1,8 juta ton bijih nikel.
"Tambang nikel ini tergantung cuaca, jadi kami berharap cuaca mulai bersahabat, sehingga kita bisa produksi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan smelter ke depan," harap Ruddy.
Lebih lanjut, jumlah pasokan nikel terbatas saat ini di sisi lain permintaan bijih nikel semakin meningkat terutama dari industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
PT. PAM Mineral Tbk (NICL) melihat peluang bisnis nikel ke depan cukup menjanjikan.
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Soal Kerja Sama PT Timah dan Smelter Swasta, Saksi Singgung Rekomendasi BPK
- Dorong Hilirisasi Mineral, ANTAM-PLN Pasok Listrik 150 MVA untuk Optimalkan Smelter di Kolaka
- Legislator Golkar Berharap Indonesia Lepas dari Middle Income Trap Lewat Hilirisasi Nikel
- Industri Nikel di Indonesia Makin Mantap Gunakan Energi Bersih
- IBC dan CBL International Berkolaborasi, Perkuat Rantai Pasok Kendaraan Listrik