Peluang dan Tantangan SHIA sebagai Hub Internasional
Oleh: Zaenal A Budiyono*
Tentu tidak mungkin membayangkan dari setiap kota di Indonesia ada penerbangan langsung ke Tokyo. Namun bagaimana dengan rute internasional berjarak pendek seperti Jakarta ke Singapura atau Kuala Lumpur, yang mana saat ini sudah terlanjur beroperasi direct flight dari berbagai kota di Indonesia. Hal inilah yang harus dipecahkan terlebih dahulu, sebelum membangun hub internasional yang direncanakan.
Isu lain terkait rencana hub internasional adalah kepadatan di SHIA yang saat ini sangat tinggi. Sebagaimana diketahui, pergerakan (movement) pesawat di SHIA mencapai 69 unit per jam. Dari rata-rata movement, 78 persen di antaranya digunakan untuk penerbangan domestik, sedangkan sisanya oleh penerbangan internasional.
Bila SHIA menjadi hub internasional, berapa panjang antrian movement akan bertambah, dan bagaimana pula dampaknya, khususnya dalam menjamin ketepatan waktu berangkat pesawat. Hingga saat ini Kemenhub belum menjawabnya.
Pentingnya Sinergi
Sementara bila dicermati, prioritas Kemenhub sejauh ini tampaknya masih fokus mencari hub bagi masing-masing maskapai, bukan hub internasional sebagaimana dimaksud di atas. Seperti dikatakan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso, saat ini pihaknya tengah melakukan pembaharuan bandara hub dan smoke untuk mengurangi beban di SHIA.
Skenarionya, Kemenhub akan mengatur maskapai yang akan mengklaim bandara tententu di daerah sebagai hub-nya dan bandara mana yang berstatus sebagai smoke bagi maskapainya. Seperti langkah manajemen Lion Air yang memilih bandara Adi Sumarmo di Solo sebagai hub.
Bila demikian planning-nya, maka itu belum menjawab pertanyaan apakah hub internasional di SHIA akan terus didorong ke depan. Barangkali, dengan melihat berbagai tantangan dan masalah penerbangan kita sekarang, SHIA sebaiknya lebih dulu fokus menjadi hub internasional bagi smoke dari seluruh provinsi di Indonesia.
Setelah positioning disana kuat, baru meningkat menjadi hub skala ASEAN, sambil merebut sebagian “kue” penerbangan internasional dari Changi, dengan menerapkan tarif lebih rendah namun dengan kualitas service yang sama. Pasar ke arah sana terbuka, karena penerbangan dari Eropa, Timur Tengah dan Amerika ke Australia dan Selandia Baru, secara teknis bisa transit di SHIA.
Apalagi dengan tekad Angkasa Pura (AP) II untuk memodernisasi SHIA secara besar-besaran, hal itu linear dengan semangat mewujudkan hub internasional. Bila atraksi SHIA juga digarap serius, seperti membuat airport mall sekelas Dubai, atau atraksi lainnya yang menarik di lingkungan bandara, sangat mungkin banyak maskapai tertarik.
Data dari tahun ke tahun menunjukkan kapasitas industri penerbangan Indonesia terus meningkat. Bukan hanya pada traffic penumpang, pesanan pesawat
- Polisi Bandara Soetta Gagalkan Pengiriman Belasan CPMI ke Kamboja
- Rayakan Hari Pelanggan Nasional, Citilink Bagi-Bagi Hadiah Kepada Penumpang
- Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Terbakar, AP 2: Titik Api di Atas Tenant F&B
- Anggota DPR RI Ujang Iskandar Ditangkap Tim Intelijen Kejagung di Bandara Soekarno-Hatta
- 150 Anak Ikuti Khitanan Ceria Bersama Soekarno Hatta
- Lebih dari Sekadar Transit, Bandara Changi Jadi Destinasi Wajib Dikunjungi