Peluang Usaha di Biak: Sekali Klakson, Langsung Ramai

Peluang Usaha di Biak: Sekali Klakson, Langsung Ramai
Food Truck, menjual berbagai kebutuhan warga. Foto: dok/Cenderawasih Pos

jpnn.com - JANGAN berharap bakal menemukan banyak kios yang menjual kebutuhan sehari-hari di distrik Swandiwe, sepanjang Kampung Adadikam-Orokdori, Biak, Papua. Di daerah ini, belum begitu banyak yang menjual kebutuhan pokok seperti beras, gula hingga alas kaki.

Kondisi itu kemudian menjadi ilham buat sekelompok pemuda, untuk melihat peluang bisnis. Ya, usaha usaha kios berjalan atau food truk. Dengan menggunakan dua unit mobil box, berisikan berbagai macam kebutuhan warga, mereka melayani kebutuhan seperti  beras, gula, kopi, teh, kerupuk, supermi, telur, dan sandal jepit. 

Bagi ibu-ibu rumah tangga yang terkadang malas ke pasar, keberadaan kios berjalan atau food truck ini betul-betul sangat membantu. Bunyi klakson dari mobil ini pun sudah dihafal warga. 

Food truck itu berupa satu unit mobil bernomor plat DS 8046 C. Suatu siang, mobil itu seketika muncul di balik jalan dari arah Selatan. Tampak dua orang sedang berada di balik jendela mobil kios berjalan itu. Terlihat kerupuk yang dibungkus dalam plastik bergelantungan.

Awalnya seorang pria paruh baya datang menghampiri, tidak selang berapa lama, entah dari mana datangnya, jalanan yang tadinya sepi dari pejalan kaki, tiba-tiba ramai. Mulai dari anak-anak, remaja hingga ibu-ibu dan bapak-bapak juga menghampiri mobil boks berisi beragam kebutuhan itu. 

Andi dan Syors Rumbrapuk bersama satu orang rekannya yang lain, mereka bertiga bertugas untuk mengoperasikan mobil kios berjalan itu sepanjang jalan di Distrik Swandiwe. Syors yang berperan sebagai driver sedangkan Andi berperan sebagai penjaga sekaligus melayani pembeli. 

Sekerumunan warga setempat langsung mendatangi. Ada yang membeli mi instan, minyak goreng, tepung terigu. Terlihat para anak-anak lebih doyan untuk membeli kerupuk. Dua unit mobil sejenis ini tiap harinya kata Syors beroperasi di Distrik Swandiwe. Beroperasi sejak pukul 11 pagi, terkadang selama mengelilingi kampung, mobil bisa kembali lagi ke home base di Sumberker Biak Kota, bisa mencapai pukul 12 malam. 

"Selalu begini. Setiap kali kami singgah memang tidak pernah satu dua orang saja yang belanja. Ini yang kelihatan masih sedikit. Pernah sampai kami tidak tahu siapa punya uang, siapa punya barang. Jadi kami juga harus teliti,” ujar Syors, bercerita kepada aak Cenderawasih Pos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News