Peluru Bersarang di Pundak Didik, di Mana Mamamu?
jpnn.com - LAGI, seekor bayi orangutan (Pongo Pygmaeus) ditemukan di Ketapang, Kalimantan Barat. Kondisinya menyedihkan. Selain kekurangan nutrisi, didapati sebutir peluru senapan angin bersarang di pundak kanannya.
Ocsya Ade CP, Ketapang
Proses penyelamatan berawal dari laporan seorang pendeta bernama Olke kepada International Animal Rescue Indonesia (Yayasan IARI).
Dari penuturan Sang Pendeta pada Rabu (15/6), bayi orangutan tersebut sempat dalam perawatan Cuan, pemilik warung di daerah Desa Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, Ketapang.
Saat itu, Minggu (12/6), Cuan sedang mengurus orang yang kecelakaan di sekitar warungnya. Tiba-tiba, orang yang tidak ia ketahui identitasnya menyerahkan bayi orangutan tersebut kepadanya dan kemudian pergi begitu saja.
Karena kasihan, orangutan yang diberi nama Didik ini dirawat oleh Cuan layaknya manusia. Selama tiga hari, Didik diberi minum susu formula. Cuan mencoba memulihkan kondisi sang bayi orangutan sambil mencari-cari informasi kemana dia bisa diserahkan.
Sampailah kabar itu ke Pendeta Olke yang segera menghubungi Yayasan YIARI. Bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi Konservasi Wilayah I (BKSDA SKW I) setempat, mereka mengambil Didik ke Sandai Kiri dan membawanya ke Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan YIARI di Kota Ketapang.
Menurut Direktur Program YIARI, Karmele Liano Sanchez, kondisi bayi orangutan yang diselamatkan itu cukup memprihatinkan.
LAGI, seekor bayi orangutan (Pongo Pygmaeus) ditemukan di Ketapang, Kalimantan Barat. Kondisinya menyedihkan. Selain kekurangan nutrisi, didapati
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara