Pelurusan Pernyataan Darmono soal Pendidikan Agama tak Perlu Diajarkan di Sekolah
![Pelurusan Pernyataan Darmono soal Pendidikan Agama tak Perlu Diajarkan di Sekolah](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2019/07/04/praktisi-pendidikan-setyono-djuandi-darmono-foto-mesya.jpg)
Kedua, Masuknya faham keagamaan yang ekstrim ke sekolah dan universitas mesti menjadi perhatian kita semua, karena hal ini merusak kesatuan dan harmoni sosial. Oleh karena itu, materi pembelajaran dan kualitas guru-gurunya perlu ditinjau ulang. Hendaknya pelajaran agama itu lebih menekankan character building dan kemajuan bangsa. Terlebih lagi Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.
Ketiga, Jika pelajaran agama dalam aspek- aspeknya yang dianggap kurang, itu tanggungjawab setiap orangtua dan komunitas umat beragama, bisa dilengkapi di masjid, gereja atau vihara.
Keempat, Jadi, intinya bukan mengeluarkan pelajaran agama dari sekolah, tetapi sebuah koreksi dan renungan, apa yang salah dengan pendidikan agama kita di sekolah.
Buku Bringing Civilizations Together yang diluncurkan 4 Juli lalu penekanannya adalah pada pembentukan karakter demi kerukunan dan kemajuan bangsa.
Demikianlah semoga ralat ini menyelesaikan salah paham yang dialamatkan pada SD Darmono.
Ardiyansyah Djafar.
Desk Komunikasi Jababeka
Pihak Jababeka meluruskan pernyataan praktisi Pendidikan Setyono Djuandi Darmono agar pendidikan agama tidak diajarkan di sekolah.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Dadang Iskandar: Pendidikan Agama Sejak Dini Bentuk Pemimpin Masa Depan
- Eman Suherman Memberdayakan Pesantren Bina Akhlak Generasi Muda di Majalengka
- Nana Sudjana Dorong Organisasi Keagamaan Genjot Pendidikan Agama untuk Pemuda
- Sinar Primera Group Wakafkan Al-Qur'an sebagai Dukungan pada Pendidkan Agama
- Yandri Susanto: Ponpes Amanatul Ummah yang Memiliki 14 Ribu Santri Sangat Menginspirasi
- Menko PMK: Sekolah Berbasis Agama Sangat Dibutuhkan