Pemain Bintang Pulang Kampung, Jadi Ajang Bermaafan
Kamis, 23 Agustus 2012 – 07:00 WIB
Merunut pada akar sejarah, warga Tulehu mengenal sepak bola sejak 1940-an, kala para pelaut desa itu yang pernah merantau ke Singapura dan Amerika Serikat (AS) pulang kembali ke tanah kelahiran mereka. ”Di sini juga ada tradisi saat bayi akikah, selalu disertakan rumput lapangan. Mungkin itu juga yang membuat anak-anak Tulehu punya bakat alami,” terang fans berat FC Barcelona tersebut, lantas tertawa.
Lelaki 49 tahun itu menyebut, kegilaan warga Tulehu akan sepak bola sudah pada tahap ”akut”. Perempuan di sana tak kalah fanatik. Kalau ada pertandingan, mereka ikut nonton. Kalau tim asal Tulehu berlaga, walau sampai ke luar desa pun, ibu-ibu beserta anak-anaknya mendampingi.
Kala Maluku diguncang konflik antaragama beberapa tahun lalu, yang mengakibatkan aliran listrik sering terputus, warga Tulehu nekat pergi ke desa lain yang listriknya menyala demi menyaksikan tayangan sepak bola di layar kaca. (*/c10/ca)
WARGA Desa Tulehu, Maluku Tengah, dikenal gila bola. Bahkan, Lebaran dirayakan dengan mengadakan pertandingan sepak bola. Pemain-pemain bintang asal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408