Pemain Sepak bola Profesional Bertahan Hidup Dengan Main di Tarkam?
jpnn.com, JAKARTA - Pemain Bhayangkara Solo FC Saddil Ramdani dan pemain PSM Makassar Bayu Gatra sempat menjadi sorotan di media sosial beberapa waktu lalu, karena tertangkap kamera hadir dalam pertandingan sepak bola antar kampung (Tarkam).
Ada yang melumrahkan, tetapi tak sedikit yang mengecam, bahkan caci maki terhadap dua pemain tersebut.
Kecamana itu begitu mudahnya tertulis dalam lembaran beranda media sosial.
Secara etik bermain tarkam memang tak pantas, apalagi bagi seorang pemain profesional yang terikat klub.
Pemain profesional mendapat gaji yang pantas dari klub yang menaunginya, tentu memiliki kesepakatan-kesepakatan yang tak boleh dilanggar, seolah burung yang terjerat sangkar.
Namun, ada saja yang bisa lolos dan bermain sesuka hatinya termasuk tarkam.
Untuk mengakalinya, tarkam dianggap seolah wadah menjaga kebugaran.
Padahal, bermain tarkam sangat rentan terkena cedera, yang tak sedikit membuat pemain harus menepi sangat lama bahkan permanen.
Pemain sepak bola profesional mencoba bertahan hidup dengan bermain pada pertandingan sepak bola antarkampung (tarkam). Benarkah?
- 4 Gol Mewarnai Laga Malut United Vs PSM Makassar
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Bali United Vs PSM Makassar: Tuan Rumah Selamat Berkat Rahmat
- Kalah dari PSM Makassar, Borneo FC Terlempar dari 4 Besar
- Live Streaming PSM Makassar Vs Borneo FC, Ada 1 Gol di Babak Pertama
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG