Pemakainya dari Napoleon hingga Lady Diana
”Pada dekade ketiga abad ke-18, Eau de Cologne sudah tersebar di seluruh penjuru Eropa. Namun, harganya sangat mahal sehingga yang menggunakan kebanyakan para bangsawan,” papar Fleischer.
Saat menemukan Eau de Cologne, Farina berkirim surat kepada saudaranya bahwa wewangian (parfum) ciptaannya mengingatkan dirinya pada aroma di kampung halaman setelah turun hujan. Aroma jeruk bercampur wangi bunga. Karena itu, Eau de Cologne memiliki aroma yang ringan tapi segar seperti yang digambarkan Farina dalam suratnya. Bahan-bahan yang diekstrak menjadi wewangian pada awalnya juga seperti yang ada di sekitar tempat asal Farina seperti melati, mawar, lavender, dan jeruk.
Ketika itu wewangian sudah dikenal. Teknologi suling seperti yang dilakukan Farina untuk mendapatkan ekstrak bahan-bahan tersebut juga sudah banyak dilakukan. Komposisi 4–6 persen ekstrak wewangian yang dicampur etanol dan bahan-bahan tambahan lain menjadikan Eau de Cologne menjadi parfum yang ringan namun segar.
”Pada abad ke-18, membuat parfum dengan aroma yang sama persis setiap produksi adalah hal yang sangat sulit. Bukan bergantung pada kepekaan penciuman, tapi pada memori otak sang pembuat parfum terhadap satu aroma,” jelas Fleischer.
Eau de Cologne menjadi fenomena baru ketika itu. Banyak tokoh besar yang memakainya. Pada 1738 Raja Charles IV dari Austria mengirim utusan ke Koeln untuk membeli Eau de Cologne. Raja Alexander I (Rusia), Ratu Victoria (Inggris), dan Raja Louis XV (Prancis) adalah beberapa penguasa yang pada abad XVIII menggunakan Eau de Cologne. Di era modern, mendiang Putri Diana juga menggunakan Eau de Cologne.
Namun, di antara sekian banyak pelanggan kenamaan, Fleischer menyebut Napoleon Bonaparte sebagai yang paling istimewa. Penguasa Prancis pada awal abad ke-19 itu adalah pelanggan paling setia Eau de Cologne.
”Napoleon memasukkan botol Eau de Cologne ke dalam sepatu botnya sehingga bisa menggunakannya setiap saat,” ujar Fleischer. Botol Eau de Cologne pada saat itu memang berbentuk mirip spidol. Dengan demikian, bisa dimasukkan bot.
Saking besarnya pengaruh Farina, dia diabadikan di City Hall Cologne. Patungnya menghiasi salah satu tower di sana.
INI kali pertama saya menjalani tugas jurnalistik ke Koeln (Köln atau Cologne), Jerman. Tujuan utamanya adalah menyaksikan world premier motor
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408