Pemaksaan Narasi Pilpres Satu Putaran Sebagai Pembajakan Demokrasi
Neni menekankan pentingnya kesadaran publik untuk melihat narasi semacam ini.
"Memang kalau narasi ini terus digulirkan dan ini akan kuat membentuk opini publik di masyarakat," ujar Neni.
Anggaran Pilpres dua putaran pun sudah menjadi konsekuensi dari proses demokrasi yang sehat.
"Terkait dengan anggaran seharusnya ini sudah menjadi konsekuensi dan pasti sudah dianggarkan juga oleh KPU yang sudah berkonsultasi dengan pemerintah dan DPR," ujarnya.
Dengan demikian, alasan pilpres satu putaran demi menghemat uang negara justru terkesan dipaksakan.
"Alasannya menurut saya sangat klasik dan cenderung dipaksakan," tegas Neni.
Menurut Neni, menghemat anggaran bisa dilakukan dengan cara lain bukan membajak demokrasi dan pemilu menjadi pertaruhan.
"Kami kan berharap pemilu ini bisa berjalan free and fair election. Kalau narasi satu putaran yang tidak berjalan alamiah itu terus diperkuat maka 2024 ini menjadi kegagalan demokrasi," pungkas Neni.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Ketua Umum NETFID Indonesia Muhammad Afit Khomsani mengatakan narasi Pemilu satu putaran meruntuhkan kualitas ketika dilakukan dengan menghalalkan segala cara.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Prabowo Yakin Andra Soni Akan Membawa Banten Lebih Baik
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies