Pemalsuan Obat Capai 10 Persen Dari Produksi
Apoteker Didorong Perangi Obat
Sabtu, 15 September 2012 – 19:42 WIB
JAKARTA--Peran apoteker dalam memerangi obat palsu disorot Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP). Ketua MIAP Widyaretna Buenastuti mengatakan, pemalsuan obat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat dan dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, bahkan hingga kematian.
"Di Indonesia, pemalsuan obat tumbuh pesat dengan estimasi omset per tahun sebesar USD 200 juta atau sebesar 10 persen dari total pasar farmasi di Indonesia," kata Widya dalam keterangan persnya, Sabtu (15/9).
Baca Juga:
Apotik sebagai satu-satunya saluran resmi untuk mendapatkan obat resep. Sedangkan toko obat hanya diizinkan menjual obat bebas (over-the-counter/OTC). Namun, banyak obat resep dengan mudah diperoleh di toko-toko obat, bahkan di lapak-lapak pinggir jalan.
"Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menyebutkan, ada banyak jenis obat palsu di Indonesia, diantaranya obat anti infeksi, anti diabetes dan obat disfungsi ereksi. Untuk meningkatkan jaminan terhadap keaslian obat, dan mendapatkan informasi yang tepat, maka pasien dianjurkan membeli obat resep dengan cara bertemu langsung dengan apoteker," bebernya.
JAKARTA--Peran apoteker dalam memerangi obat palsu disorot Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP). Ketua MIAP Widyaretna Buenastuti mengatakan,
BERITA TERKAIT
- Pameran Kebugaran Terlengkap, Indonesia Fitness Expo 2025 Resmi Dibuka
- Propolisul, Inovasi Kesehatan Berbasis Propolis Sulawesi
- Temu Kangen, IKAL 49 Membangun Solidaritas dan Peran Strategis Alumni
- Atasi Rambut Lepek dan Bau dengan Menggunakan 4 Masker Ini
- Atasi Stres dengan Mengonsumsi 5 Makanan Ini
- 4 Khasiat Air Jahe Campur Jeruk Nipis, Wanita Bakalan Terhindar dari Nyeri Haid