Pemalsuan Seni Indonesia Dibahas di Melbourne

“Ada pencaharian terus-menerus akan sesuatu yang baru, dari cara pasar dan museum seni kontemporer menemukan seni negara-negara Asia. Contohnya, kita melalui masa China selama beberapa tahun, kemudian bergeser ke India. “ucapnya,
“Apa dampak yang dirasakan generasi seniman Indonesia selanjutnya, saat ada institusi besar yang menganggap bahwa mereka sudah selesai dengan Indonesia?”
“..Yang bagus dari dialog dan hubungan antar budaya adalah sifatnya yang bertahan, berlanjut, dan bisa beradaptasi dan tumbuh,” lanjut Gellatly yang sempat mengkurasi pameran bersama dua seniman Indonesia: Eko Nugroho dan Jompet Kuswidananto, di kota Melbourne.
Kabar Baik Dunia Seni
Ada juga kabar baik dari dunia seni Asia Tenggara.
Antara lain, mulai banyaknya tokoh seni seperti kurator yang mencoba menggali filsafat dan sejarah Asia untuk mempelajari dan mengkurasi seni di kawasan mereka, sebagai tandingan dari sudut-sudut pandang yang diadopsi dari negara-negara barat.
Para seniman dari Asia Tenggara pun kini makin kaya dalam kerangka dan inspirasi, contohnya Eko Nugroho dan Jompet Kuswidananto. Karena mengambil inspirasi dari berbagai kawasan, karya mereka pun bisa dinikmati oleh pengunjung pameran yang datang dari berbagai negara.
Selain itu, diungkit pula betapa menjanjikannya peran media sosial internet dalam pembuatan karya seni di Asia Tenggara, karena begitu banyak penduduk kawasan ini yang menggunakan media sosial hampir terus-menerus setiap hari.
Kurangnya pengetahuan tentang sejarah seni adalah salah satu sebab mengapa karya seni palsu, yang mengatasnamakan nama maestro Indonesia, banyak
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia