Pemanasan di California, Menuju Aspen Sehari Lebih Dini
Tanggal 14 Agustus meninggalkan Indonesia, menyempatkan bersepeda sehari di kawasan berbukit di sekitar San Francisco, lalu tiba di Aspen pada 16 Agustus.
Menanjak Mount Tamalpais
Tiba di San Francisco, California, Rabu, 14 Agustus malam, kami langsung cari makan malam di Yuet Lee di China Town, salah satu restoran favorit orang Indonesia yang kondang lewat cumi goreng keringnya.
Kemudian, langsung membongkar koper dan merakit sepeda yang kami bawa (semua Pinarello). Kami merakit sepeda sampai Kamis dini hari pukul 01.00.
Kamis pagi, kami sudah ingin bersepeda dulu. Selain "pemanasan" menanjak di udara kering (walau tidak tipis), juga mengecek untuk memastikan tidak ada masalah pada komponen-komponen sepeda yang kami bawa.
Pagi itu, pukul 07.00, kami mampir dulu ke Rapha Cycle Club, butik/kafe untuk ngopi. Baru kemudian menuju kawasan jembatan Golden Gate, menunggu Franklyn Wu, teman Prajna asal Taiwan yang akan menjadi pemandu.
Dari sana, kami menyeberangi Golden Gate, memasuki Marin County, dan menuju Mount Tamalpais.
Bagi Wawan, ini kesempatan yang sudah lama diimpikan. Ketika liburan keluarga ke San Francisco empat tahun lalu, dia sangat ingin menyewa sepeda dan menyeberangi Golden Gate. Tapi, tidak ada waktu. Sekarang dia benar-benar puas, walau kabut tebal menyelimuti jembatan tersebut.
Mount Tamalpais sendiri merupakan salah satu tujuan bersepeda favorit warga San Francisco dan sekitar. Tidak hanya untuk bersepeda, tapi juga untuk running (lari). Di situ juga ada jalur mountain bike yang sangat populer, tempat nama-nama besar sepeda, seperti Gary Fisher dan Tom Ritchey, "bermain".
Puncak Mount Tamalpais tidaklah terlalu tinggi, 785 meter. Tapi, tanjakannya lumayan menantang, dan punya bagian seru berupa tujuh bukit berseri. Orang-orang di sana menyebutnya "seven sisters" (tujuh cewek bersaudara).
Dari seluruh dunia, hanya sebelas orang yang dapat kesempatan bersepeda bersama Team Sky, di USA Pro Challenge di Colorado. Empat di antaranya dari
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara