Pemasaran Food Startup Masih Bersifat Regional
jpnn.com, SURABAYA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif (ekraf) kuliner pada 2017 merupakan yang terunggul.
Jumlahnya mencapai 41,4 persen terhadap total PDB ekraf yang mencapai Rp 1.000 triliun.
Pada tahun yang sama, nilai ekspor kuliner juga meningkat 6,92 persen.
Yakni, menjadi USD 1.206,5 juta dari sebelumnya USD 1.179,0 juta.
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan, hal itulah yang menjadi dasar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus menyelenggarakan event-event yang bisa mendongkrak bisnis kuliner. Salah satunya, Kreatifood 2018.
”Kegiatan tersebut adalah sebuah wadah yang dapat menghubungkan pelaku start-up kuliner dengan para investor. Selain itu, Kreatifood ini bisa menjadi ajang untuk meningkatkan pemasaran mereka,” tuturnya di sela-sela Kreatifood 2018 di Ciputra World Surabaya, Jumat (27/7).
Investor yang selama ini bekerja sama membantu start-up dari korporasi yang bergerak di bidang makanan atau food industry, perbankan, hingga kadin.
Fadjar menambahkan, Bekraf selalu berupaya meningkatkan kualitas food start-up dengan memberikan tambahan pengetahuan seputar ilmu investasi, kesiapan pemasaran di luar negeri, dan bagaimana melakukan pengembangan kapasitas produksi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kontribusi produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif (ekraf) kuliner pada 2017 merupakan yang terunggul.
- Penopang Ekonomi, Pelaku Bisnis Kuliner Perlu Dukungan
- Inovasi dan Kualitas Jadi Kunci Sukses Kebab Central Indonesia
- Industri Kuliner Diprediksi Tumbuh 7 Persen di 2024
- Hetifah: Semoga Mas Gibran Konsisten Memajukan Ekraf di Balikpapan & Kaltim
- Rapat Kerja I HCI Soroti Keberlanjutan Industri Kuliner Indonesia
- Badan Otonom F&B HIPMI Jaya Mendorong Pertumbuhan Bisnis Kuliner