Pembaca Disway: Entahlah
Delapan tahun lalu Warijan minta saran saya: berani enggak berhenti sebagai buruh pabrik. Waktu itu ia masih belum 30 tahun.
”Berani,” kata saya.
Ternyata baru istrinya yang diminta berhenti. Sang istri pindah jualan sayur. Warijan membantu istrinya all-out. Bangun pukul tiga pagi. Untuk mengantar istri ke pasar.
Warijan tetap kerja di pabrik, tetapi perhatiannya lebih banyak untuk bantu istri. Termasuk tidak mau lagi kerja lembur.
Dua tahun kemudian saya diberi tahu: sudah bisa beli tanah. Lalu, bisa membangun rumah. Ia foto rumah baru itu. Dikirim ke saya.
Dua tahun berikutnya, Warijan kirim foto lagi: bisa beli mobil cicilan.
”Kalau kami berdua tetap jadi buruh, tidak mungkin punya rumah. Apalagi mobil,” ujar Warijan.
Ketika terjadi pandemi, Warijan bertanya bagaimana tetap bisa jualan sayur.