Pembagian Daging Kurban di Semarang Pakai Wadah Non-Plastik

Pembagian Daging Kurban di Semarang Pakai Wadah Non-Plastik
Besek bambu sebagai wadah daging kurban. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

Daging yang telah dipotong-potong tersebut kemudian dimasukkan ke besek bambu yang telah diberi alas daun jati. Secara khusus pihaknya memesan anyaman bambu tersebut dari pengrajin di desa.

"Maka yang kami terapkan pakai besek memesan khusus dari kampung sekalian mengambil daun jati sebagai alasnya. Daun pisang kami juga pernah," katanya.

Pada tahun ini, pihaknya memotong hewan kurban berupa delapan ekor sapi. Setelah dipisahkan dari tulang, dan jeroan menghasilkan 1.300 bungkus.

"Dibagikan ke warga sekitar kampus, pondok pesantren yang santrinya kurang mampu, dan panti asuhan," terang dia.

Sementara Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang Ahmad Fuad menyebut pembagian daging kurban telah menggunakan wadah ramah lingkungan.

Sebagian besar masjid di Kota Semarang, kata Fuad telah menerapkan penggunaan wadah non-plastik. Seperti halnya, besek, daun jati, daun jati, hingga daun lompong.

"Ini kami mendukung gerakan ramah lingkungan, plastik itu tidak ramah sulit terurai," terang Ahmad Fuad.

Fuad menuturkan gerakan ramah lingkungan itu merupakan dorongan dari Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang meminta menghindari penggunaan plastik sekali pakai dalam pembagian daging kurban.

Gerakan pembagian daging kurban di Semarang pakai wadah non-plastik, peduli lingkungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News